Rabu, 07 Mei 2014

Diary Jaka ~ siZombigaret


Namaku Jaka, cowok ganteng satu desa, rambutku gondrong sebahu, hidung mancung ala kompeni, dan hoobyku tiap pagi adalah ngrokok sambil ngopi.

 “Ahh. ..alangkah indahnya hidup dengan asap tembakau ini, ampas kopi yang menyempurnakan setiap hisapnya.”

Aku ingat, dipagi itu, aku masih dengan sebatang rokokku, dan Enyak sempat menegorku. 

“Jakk !! Bantu nyak dibelakang, ngrokok mulu yang dikerjain.”
“Okee nyakk, bentaran, nanggung nih.”

         SiEnyak paling nggak seneng ngeliat kalau aku lagi ngrokok, ada-ada aja alasannya buat menyuruh biar aku berhenti. 

Ohh ya, aku naksir sama gadis desa sebelah, Alinda namanya. Gadis sholihah yang pantas buat diperjuangin, dia sering ikut ngaji di langgar desa. Tiap sore, aku kerap memandanginya dari kejauahan, digubuk sawah babeku.

 “Linda. ..linda, Anggun bener.” Gumamku dalam hati. 

                                                     *Ini sketsanya* Sumber : Klick
                                                                     
Dan ketika dia melihat kearahku, seberusaha mungkin aku membuang muka, dan terus menghirup asap tembakau ini. Masa bodoh dengan penilaian yang diberikannya kepadaku.

Dipertengahan SMPlah dimana hidupku sangat mulai bergantung pada rokok, seenggaknya 1 bungkus lebih harus aku konsumsi, lebih milih rokoklah dibanding makan nasi. Sampai-sampai, aku membuat semacam teori dalam hidupku yang seharusnya makanan pokok orang Indonesia itu bukan nasi ataupun jagung, tapi tembakau.  

Sampai pada akhirnya, ketika itu aku masih membantu Babe disawah, nafasku mulai sulit diatur. Aku merasakan hal aneh pada tubuhku, nafasku terasa pendek, aku merasa nafasku habis.
“kenapa jak??” 
“Hehhh. ..Nggak kenapa-kenapa be, jaka nggakpapa, santai !!” Senyumku sedikit panik.
“Yowes, istirahat sek kono !! Orasah ngrokok meneh, dikandani ngeyel.”

Aku juga masih ingat. Waktu itu, ketika aku memutuskan pulang kerumah buat istirahat, Aku bertemu dengan Alinda. 

            Diperjalanan pulang, aku melihat Alinda yang sedang mengayuh sepedanya. Aku coba untuk mengejar dia.
“Alin . ..” Teriakku setengah lari.
Dia berhenti, kemudian menoleh kearahku. Jantungku semakin berdetak kencang.
“Mas Jaka, ada apa manggil Alin?” jawabnya tersenyum
“Emm. ..anu, apakabar? Uhuk-uhuk” Tanyaku terbatuk
“Alhamdulillah baik, gimana mas Jaka?”
“Uhuhk-uhuk. ..iya Alhamdulillah” Jawabku dengan nafas terdesah desah
“Mas Jaka sakit ya?” tanya Alin setengah panik
“Nggak, tadi cuman kecapean habis dari sawah.”
“Coba deh nanti mas Jaka periksa dokter, soalnya Alin liat wajah mas Jaka pucat.”
“Yaudah, biar Alin anter mas Jaka pulang.” Tambahnya
“Enng. ..nggak usah lin.”
“Udah, naik aja, pegangan sadel ya !!”
Siang itu adalah percakapan yang tidak akan kulupakan.

***

            Mengikuti apa yang dikatakan Alinda sang pujaan hati tadi, malamnya aku pergi kedokter.  Dan takku sangka, aku terfonis penyakit kanker Paru-paru yang sudah kronis. Sungguh aku tak mempercayainya, pikiranku mulai tak teratur, emosiku memuncak, menggebrak meja Dokter itu dan meninggalkan ruangannya.

                                                      *TIDAK!!!* sumber : klick

            Di perjalanan aku terus mencoba menenangkan diri, sebelum orang tuaku tau apa yang aku derita sekarang. Batang rokokku tetap menyala, karena hanya dengan merokok aku mulai bisa tenang, walaupun akan semakin memperburuk keadaanku.

            2 minggu kemudian, kondisiku semakin parah. Aku batuk disertai dengan darah. Yang kemudian membuat panik kedua orang tuaku.
“Jakk !! kenapa jakk, kok batuk darah ??” Ibu tanya dengan nada panik
Aku terbaring lemas.
“Pakk. ..Jaka pak !!” Teriak Enyak manggil Babe
“Kenapa Jaka???” 

            Disitulah orang tuaku mulai tau kalau aku terfonis kanker paru-paru.  

                                                                 Sumber : klick                                                                

Dan sekarang, aku siZombigaret berada di ruang rehabilitasi, hanya dengan menulis ini aku mengungkapkan penyesalanku. Untuk berhenti merokok, jelas aku tersiksa. Setiap malam aku sakau, bibirku kering dan panas, emosiku tak stabil, tubuhku demam gemetaran, nafasku tak beraturan dan pikiranku mulai tak normal. Aku sangat tersiksa kawan.

Aku merasa seperti berada dalam jasad yang sudah mati, tak berguna lagi. Tujuan hidupku tak jelas, hanya akan mengecewakan dan menjadi beban orang lain. Seperti zombie egois yang haus akan asap tembakau, hanya mementingkan nafsu sesaat. 

Soal Alinda, mungkin dia hanya akan menjadi sebuah imajinasi, bayangan dalam hidupku.

2 komentar:

  1. Nggak menang lomba zombiegaret ya? aku juga xD

    Eh iya, kamu dapet awards nih dari aku, selamat yaaaaaa :3

    http://mimithpunyacerita.blogspot.com/2014/06/akika-dapet-liebester-awards-cyiin.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha. ..Gracias gracias.
      Semoga menjawab semuanya. http://darienol.blogspot.com/2014/06/dont-be-tired.html#more

      Hapus