Selasa, 10 September 2013

Wanita, Pantai dan filosofi kehidupan

         Nggak disangka-sangka, akhirnya kesampaian juga. Bisa ngegrombol bareng cewek. Aku tetep bakalan ngejalanin kodratku sabagai laki-laki, dan nggak akan terpengaruh sama tingkah feminim mereka. #yukk. ..mariiii ...
                                            Laki-laki diantara cewek?? #terpojokkan

          Semua ini tuntutan, tuntutan jadi mahasiswa gizi ngebuat kaum minoritas kayak aku ini harus bisa bergaul sama kaum mayoritas, cewek. Dikelas, cuman ada 3 pria Gentlemen, dan lagi-lagi aku dituntut jadi yang paling ganteng dan cool. #MaafTeman-teman

         Selama aku dituntut jadi pria feminim.#MaafBukan
        Maksutnya, selama aku menjadi pria di krumunan wanita, ternyata, nggak cuman suka aja yang aku dapetin, tapi ada juga Dukanya. Bayangkan, setiap kita berkomunikasi pasti yang terbenak dari pikiran mereka adalah 'Modus'. 
Disuatu matakuliah yang membingungkan, Aku nanya kesalah satu temenku, iya cewek, yang namanya aku samarin, jadi Bambang.
'Ehh. ..itu maksutnya gimana sih Mbang?'
'Cieeee. ..Raafi Modusss' Celetuk temenku yang lain
Ngira modus sama cemburu itu beda tipis.

Modus, Modus, Modus. everything is MODUS. #JadiSerbaSalahKan

        Tiap pelajaran juga misalnya, kita bertiga (cowok) paling cepet dihafalin Dosen, otomatis niat jahat kita buat nitip absen selalu gagal. Kita cowok selalu dikambing hitamkan, waktu itu dimata kuliah psikologi kalau nggak salah, sidosen bilang.
'Ini cowoknya dikit banget ya?'
'Iya buuuuu. ..' nada anak SD
'Wahh. ..kalau cewek dandanannya berfariasi, cowoknya standar'
menghancurkan psikologiku yang dicap sebagai Pria yang mengikuti Tren.

    Tambah lagi, kekuatan cowok yang dipandang lebih kuat, kita dijadikan pesuruh, untungnya ada temenku yang lebih kuat, namanya 'Susanto', dia adalah ketua kelas. WAW.. .lhah terus?? 

        Tapi sudahlah, cukup buat curhatnya, karena disini aku bakalan nyeritain yang seneng-senengnya aja. Jadi begini ceritanya. ..

        Seperti yang aku bilang tadi, jadi mahasiswa gizi itu tuntutan kita para cowok, harus bisa bergaul sama cewek. Jadi waktu itu mata kuliah managemen selesai, ada salah satu temenku, iya cewek, yang ngajakin maen kepantai, namanya Diita. Seumur-umur, baru kali ini ada cewek ngajakin kepantai, biasanya cowok, ohhh iya, pernah ada cewek, waktu perpisahan SMK, itupun sms jarkom. pedih

'Ini nggak semacam ngajakin MLM atau gimanakan?' tanyaku penuh curiga
'Enggak woii, cuman refreshing, lagi pengen kepantai aja fi'  Argumen Ditta yang meyakinkan
'Yahh. ..liat aja nanti' dilorong FIK, aku ninggalin dia sendirian, aku pergi dengan cool dan dari belakang aku digampar.pakai tas.
'Seriusan Piii !!'
'Iya. ..iya, aku usahain'
'Awas, pokoknya kudu ikut, Gandhi aja ikut' Nb : Gandhi adalah laki-laki

Masalah pertama timbul, dapet restu sama mama papa atau enggak.
Malemnya aku merayu setengah mati. 
           Kali ini aku gunain cara biasa, nyari suasana yang lagi pada seneng, waktu Ibu sama Bapak nonton 'Tukang bubur naik haji'.
Waktu lagi nonton
'Pa. ..bu. ..besok rencana mau kepantai sama temen2 kampus, boleh?'
'Boleh. ..' 
YEeaaaahhhhhhhhhh.. .
Habis itu iklan, Ibu nanya lagi.
'udd, tadi kamu mau kemana?'
'Pantai'
'Whuattttt???'
'Haduhh. ..itu pantai ada ombaknya, kemarin kan ada berita anak sma keseret ombak'
'Lhah. ..tadikan boleh'
'Iya sama siapa aja?'
'Temen kampus'
'Tapi temen-temenku yang laki pada ikut semua' tambahku
'Iya, kan lakinya cuman ada 3'
Dari sekian lama perdebatan, Ibu bilang ke aku, ' Yaudah, tanya Bapak dulu sana'
'Yammpunn, kapan selesai ini??' 

       Next day, Akhirnya aku dapet sertifikat keluar rumah, kita berangkat kepantai, 5 wanita, dan cuman 2 laki-laki, tanpa sebatang hidung susanto yang nggak keliatan. Ternyata susanto nggak ikut. Kampret bangettt.

                                     siKampret Susanto*Nggak seganteng yang kalian kira

Jadi ini Prolog yang fix ikut, Kenalin nih temen-temen feminimku.
Dari yang paling nggak feminim deretan pertama adalah. ..

Jreng. ...jeng. ..
Gandhi, Pria berkacamata asal Klaten yang gila banget sama Aremania #yahh. ..disuruh nulis gitu, mau gimana lagi???
Tiara, Wanita tomboy yang udah mulai keliatan feminimnya, suka makai jaket jeans, jam tangan, dan spatu Ap boots, waktu sma ekstrakulikuler yang diikutin adalah basket.
Disisi sebalah kanan ada temenku, namanya Nurul, Sekertaris diHMP Gizi yang hobbynya bikin proposal, rapat sama update status ditwitter tentang 'rapat' juga.
Dibaris kedua pertiga ada siMona, Wanita asal Lampung yang cara bicaranya disejajarkan dengan Ayu dewi, baru-baru ini giginya dikawatin, sepertinya dia termasuk anak muda yang gaul.
Disebelah Mona ada wanita asal madiun, Lella , Wanita yang sangat memperhatikan fashion, sering gonta ganti kacamata dan terikat dengan dunia MLM.
Terakhir, sosok wanita freak yang membuat acara ini, Diita. Hobby nulis, suka menghilang waktu perkuliahan, sepertinya dia menganggap setiap hari adalah hari libur, dan dia menyebut dirinya sendiri sebagai 'norak woman', lumayan setuju sih.
Bisa disimpulin dari sebegitu banyak temenku, akulah paling keren. 
                                           
                                                                               *
'Besok, yang emang serius ikut cepet kasih kabar, jangan lupa bawa handuk kecil, sun block, ama baju salin satu' Itu yang dikatakan Diita lewat sms
'Ohh iya, jam 6 pagi fix berangkat ya !! jam 6 pagi ingett !!' tambahnya

Jam 06.00-08.00 dirumah abidin

                                                            Abidin is Happy

NGARETTTT .... ..


          Dua jam aku nungguin dirumah Abidin, yang untungnya rumah Abidin ini deket sama kampus. Mukaku udah setengah lusuh, gigi depanku sebagian kering, dan pesonaku mulai berkurang.
Dari kesabaran laki-laki dilubuk yang terdalam aku sms gini
'Udah pada selesai kesalonnya neng?'
Diita jawab
'belom' singkat
Ini sms balesannya kayak mau ngajak berantem.
Pelajaran pertama : Jalan sama cewek kudu harus 'sabar'

            Jam 8 lebih dikit akhirnya kita udah pada ngumpul depan diIndomart, dari jarak 20 meter bau parfum mereka udah berhasil aku endus. 
'Lela sama Nurul?'
'Masih diKosan'
Dan apa yang mereka lakuin waktu nunggu??

                                                                      Jbrettt

'Okeey, yaudah, aku beli permen dulu' Aku masuk diIndomart dengan elegant 
Keluar dariIndomart aku mendapatkan berita yang luarbiasa. mereka udah pada kumpul.
'Raafi. ..udah pada dateng nih !'
'Yaudah, mendingan langsung aja daripada ntar kesiangan' Ajakku membabi buta   
       
        Kita langsung cabut menuju rumah Gandhi. Disatu sisi karena jalannya searah sama pantai, disisi lain kita juga butuh amunisi buat ganjel perut. Cewek juga manusia, mereka juga butuh makan.
'Lhah. ..kamu mau jalan kaki ra?' tanyaku
'Gimana sih? iya sama kamulah.' 
'Iyaudah, kasih jarak 1 meter ya' 
Tiara dibelakang dorong motor.
           
    Nggak realistis kalau dari solo-Gunungkidul Tiara jalan Kaki, karena salah satu pengendara yang tempat duduknya kosong adalah Aku, jadilah aku boncengin Tiara. YaAllah, Maafkan Hambamu ini.  
              
      Lumayan jauh juga ini rumahnya siGandhi, kalau beneran tadi siTiara dorong motor, kemungkinan besar dari tadi Tiara udah pasti bakalan milih buat cegat bus pinggir jalan, langsung balik kerumah.

       Sampai dirumah Gandhi, Mama Papanya welcome banget, kita disambut layaknya temen maen kerumah temen, dikasih makan, minum, ngemil sepuasnya. Dan apa yang terjadi ketika makanan telah dihidangkan? Program diet mereka gagal terlaksana.

                                                     Cara Ahli Gizi Ngebabat makanan

'Gimana? pada jadi kepantai ini?' Tanya mama Gandhi
'Iya bu, masih PW disini.hehe' Jawab Nurul
'Nggakpapa, dinikmatin aja, iya kayak gini rumahnya Gandhi' 
'He'eh, iya Bagusan, nggak kayak rumahnya Lella'
'Astagfirullah ditt. ..kamu kok gitu banget sih ma aku?' Lella protes
'lohh ... .kwe ora nyadar ta? omahmu iku bocor' logat surabaya Diita keluar
'Yaampun ditt, aku sedihh'
bla. ...bla. .. 
'Heloo teman-teman' siapa lagi kalau bukan Mona yang bilang
'Ehh ... .disini ini tempatnya seger gituh' Tambah Mona
'Iya, perasaan waktu berangkat tadi panas hlo mon' Tiara mulai berkontraksi
Aku sama Gandhi cuman bisa 'diem'. 

(Jam 10.00) 

       Jam 10 kita berangkat, kita pamitan sama Mamanya Gandhi. Lagu maju tak gentar berkumandang.
'Tante, kita pamitan tante'
'Ohh. ..iya iya, hati-hati ya !'
'Itu nanti Gandhi yang tau jalan didepan, Dolken dibelakang jaga kawanan' Saran Papanya Gandhi
Aku bingung. 
'Anu om, maksutnya Dolken itu saya?' Aku nanya
'Iya, Raafi, yaampun lupa'
Temen yang lain lebih bingung, dengan tatapan 'Dolken dari mananya coba?'
'Berangkat dulu tante.. .om, Assalamu'alaikum' Kita pamitan
'Ya, Waa'alaikum salam'
Ini berasa kaya petualangan keren-keren gimana gitu.

                                                                *

         15 menit dijalan motor Gandhi mulai kurang bersemangat, Gandhi berhenti buat isi bensin. Dipanas terik matahari kita nunggu dipinggir jalan, dan apa yang mereka lakukan waktu nunggu? mereka turun dari motor, buka tas, make sunblock. Untungnya dikeramaian jalan aku tidak terpengaruh dan memilih buat agak ngejaga jarak. 

                                                                                     
                                                                       

 Kita lanjutin perjalanan, dan ketika sudah memasuki jalan tanjakan, Gandhi mulai beraksi. Gandhi yang paling depan mulai mengankat tangan kirinya, dia memberi tanda 2 jari, kadang tanganya bergaya meremas-menggenggam.
Dibelakang Tiara nanya.
'Itu siGandhi kayaknya udah sering touring yes?'
'Masak sih?' jawabku datar

Nggak pengen kalah sama Gandhi, aku nyalip motornya Diita, aku langsung ngangkat tangan, dan memutar-mutar telunjukku. Pikiran Positiveku bilang 'Aku bakalan dipandang anak motor sejati.'
Aku liat kaca spion, Diita kebingungan.
'kamu ngapain fi?' Tanya Tiara
'enggak, tadi lumayan pegel.'

        Dideket gua pindul, yang jauh dari hiruk pikuk kota, sepanjang jalan banyak yang nawarin jasa buat jadi pemandu. Tapi tatapan mata kita tetep fokus kedepan, karena tujuan kita kali ini adalah 'pantai misterius dibalik bukit'. 

          Disepanjang jalan daerah Gua pindul, plat nomer belakang Lella mulai bertingkah aneh, bersuara getar, dan posisinya udah miring.mistis. Dari diagnosa sementara, Plat nomer Lella terkena Syndrome IlangScrub gejala kronis. Satu lagi scrubnya ilang, Plat itu bakalan lepas.

 Alhamdulillah kita bisa bertindak cepat, kita menemukan bengkel didaerah itu.
  
                                             *Tragedi plat nomer Lella* itu yg sepatu putih 'aku'.
                      

           Masalah Plat nomer Lella kelar, mulai timbul masalah baru. Satu jam lebih kita dijalan keliling-keliling, kita sah menjadi rombongan yang tersesat.  Gandhi mulai panik.

'Mending nanya orang deh' Saran Mona
'Iya mending nanya orang aja' Tiara memberi saran yang sudah disarankan Mona
'Bu, Pantai Indrayanti mana ya bu?' Gandhi nanya sama ibu-ibu yang kira-kira berumur kepala 3, sekilas aku liat ibu ini status Gizinya bagusan diitung make rumus filipinos.
'Aduh mas, bukan ini jalannya, seharusnya tadi waktu dibunderan Mas muter 3kali terus belok kanan'
'Kenapa harus muter 3kali bu?' Aku nanya
Ibu-ibu tersebut hanya terdiam. Nggak bisa ngejawab pertanyaan yang lumayan intelektual dariku. Dititik itu, aku merasa udah jadi mahasiswa yang intelektual.

        Dari sedikit ceramah yang ibu bilang tadi, kita semua mulai sadar, saat itu juga kita mulai pindah kejalan yang benar. Dan Pada akhirnya, hanya Gandhi yang mau ngikutin perintah ibu-ibu itu buat muterin 3 kali dibunderan.#Mungkin itu salah satu teknik touring yang ia ciptakan untuk melabuhi pengendara lain.???

       Beberapakali kita berhenti buat nanya, sedikit demi sedikit kita dekat dengan suara ombak. Dan ketika jalanan naik, persis dibalik jalan itu ombak menyapa kita.  Pantainya udah kelihatan.
Jalan menurun Mona Teriak paling kenceng 'Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaa. ....'

(Dan ternyata, Suara ombak bisa menetralkan brisiknya wanita)

          Akhirnya kita sampai dipantai, dan banyak kesimpulan yang aku dapetin bersama mereka selama satu hari ini.

      Kesabaran seorang laki-laki yang diuji untuk lebih bisa memahami tingkah aneh seorang wanita. Tanpa membedakan gender kita, walaupun nggak bisa dipungkiri kalau kodrat laki-laki emang jadi pemimpin, tapi yang terpenting adalah kita bisa mensyukuri dan menikmati arti sebuah kehidupan bersama. Hingga tercapailah satu persatu mimpi kita yang kita gantung dikening 5cm, kita biarkan ngambang di permukaan laut dan suatu saat kita bisa memancingnya. #Ini kata-kata terlalu dibuat-buat, iya biar ada nyangkutnya dikit sama judul.

(Jbrett)

                                                 Tobey Maguire dan Fans Aremania

                                      Dari Kiri Pembaca :  Nurul, Lella, Mona, Diita, Tiara


                                                         Lagi-lagi 'Terpojokkan'

                                     RaafiPhotograph : Sekali foto 2-6 model terlampaui

(Pulang, Capek, tapi Kenyang)

          Kira-kira Ashar kita balik, dan magrib baru nyampe daerah yang nggak deket-deket banget sama rumahnya Gandhi. Kita ditraktir soto disana. Nurul, Mona, Ditta habis 2 porsi, Tiara gengsi buat namabah, dan Lella tetep melancarkan program dietnya yang tadi sempet gagal.


                                   Cara makan tanpa mengurangi kadar nutrisi yang bener
            
           Pelajaran Kedua aku dapetin waktu nganter pulang kerumah Tiara.
'Fi. ..itu ntar belokan dekat bank masuk aja'
Kita masuk digang itu, perasaan ini tempat nggak aneh lagi, jantungku berdebar kencang.
Aku berhenti.
'Bentar ra, bulu kudukku rada merinding gitu'
Aku liat kakinya Tiara, ini bener-bener Tiara atau bukan.
'Apaan sih? cepetan jalan aja fii!' Tiara maksa
'Stop. .Stop'
'Disini ra?'
'Iya disini, kenapa fi?'
'Ini rumahnya Pakde Tahid bukan?'
'Lha iya, kok tau?'
'Lhah itukan rumah temennya Bapakku ra.'
Nggak pengen ketauan aku langsung cabut pergi.

         Aku mampir beli roti bakar buat nyenengin orang rumah, semoga aja nggak dimarahin pulang jam segini. (Baca->Jam 09.00 kurang) Laki banget. Sambil nungguin abang roti bakar menyelesaikan misinya buat roti bakar, aku bengong dan mikir kejadian waktu tadi, betapa kecilnya dunia ini, ternyata siTiara keponakan dari temennya Bapakku, aku mikir lagi, jangan-jangan Adikku Taufiq punya temen namanya Iqbal Ma'arif. Ehh. ..tapi, bukannya dicoboy junior itu namanya Iqbal Ramadhan yes? 
Pelajaran Ketiga : Kehidupan itu membingungkan.

                             'If you read it, i don't wanna make you jealous girl with Hijab'
 
Thanks to : Mama Papa Gandhi : Seksi Konsumsi
                       Ihsan Ash Shiddiqi : Translate yang meragukan
                       Iqbal Ma'arif             : Temen adikku Taufiq beneran

4 komentar: