Senin, 29 April 2013

Children and Afternoon


       Rumahku berada ditengah kota, bergaya barat semu Igloo, dilengkapi kamera mata-mata VGA merk dual energic type 008 , dan cat genteng warna biru, semakin sulit dipahami, begitu juga memahami sore itu. Aku duduk diteras yang nggak ada kursinya, yahhh, lebih tepatnya lesehan, karena ketutupan pagar, jadi aku milih buat berdiri, biar bisa ngeliatin anak-anak yang lagi pada main, posisi yang kurang nyaman jadi aku pindah keatas. Sore hari adalah waktu yang tepat buat anak-anak kecil dikampungku nongkrong ngomongin type layangan apa yang paling keren dan paling ngetren, kadang-kadang, kalau mereka lagi Badmood dengan layangannya, mereka bakalan mainan petak umpet, atau pak epong. Melihat anak-anak bermain merupakan salah satu nostalgia, sedikit mengingatkanku pada semasa kecilku, maen kelereng, maen betengan, balap sepeda, dan paling keren main PS1 sama tetangga depan rumah. Karena jaman dulu kamera SLR belum banyak diproduksi, jadi foto2ku nggak ada, emang kasian. So, Aku bakalan nyeritain anak-anak lusuh deket rumahku.


Prolog mengolok-ngolok

     Anak layangan pertama, namanya Zabil, sulit dipercaya dia adalah adik sepupuku yang salah gaul, dia dilantik sebagai komandan ditongkrongannya. Omongannya lebih didengerin, dibandingkan dengan yang lain, pikirannya lebih masuk akal, dia pegang wadah cat bukan berarti adalah tukang cat usia dini, tapi itu adalah gulungan senar layangan handalannya. Gulungannya dikasih nama juga, namanya siBahlul, wajar jika dia selalu kalah.  






Anak layangan berikutnya namanya Tegar, ini anak paling kampret dari anak-anak lain, dia dipercaya menjadi tangan kanan dari Zabil. Dilihat dari atas udah kelihatan ini anak paling nyebelin, larinya paling cepet walaupun paling kecil. Misal dia disuruh lari sambil bawa grobak siomay, menurutku yang nyuruh itu kurang kerjaan. Pasti kalian bingung dengan apa yang sedang dilakukannya difoto, itulah tarian selebrasi kemenangannya. 






       Anak layangan ketiga bernama Putera, kakak  sepupu Tegar. Wajahnya polos, tapi itu hanya tipuan, Putera mempunyai akal bulus yang sangat licik, tapi selicik apapun dia, dia anak yang paling rajin TPA. Kereligiusannya menempatkannya sebagai penasehat, walaupun dia lebih sering dinasehati dari pada menasehati. SiPutera ini paling seneng main petak umpet, tapi sebenernya dia yang paling nggak bisa lari, selalu kalah lari, makanya dia sembunyi dibelakang yang jaga.
 


Anak layangan terakhir bernama Imus, dia baru-baru ini diterima ditongkrongan, bakatnya menggulung dan mengejar layang-layang mendapat tanggapan positif dari siBos Zabil. Imus adalah salah satu patner siPutera, chemistry diantara keduanya semakin kuat, keduanya memiliki kesamaan, yaitu Licik. Imus bertugas sebagai pemantau layangan, dimana layangan itu akan jatuh, jika layangan mengarah kekanan dia akan bergeser kekanan, dan jika kekiri diapun akan bergeser kekiri, alhasil, ketika teman-temannya lagi main layang-layang, dia seperti lagi senam poco-poco.


Namanya Zidan, dia bukan anak layangan dan dia nggak bisa main layangan, yang ngebuat dia sedikit terkucilkan, dia dianggap nggak bisa mengikuti tren yang ada. Tingkahnya sedikit Hyperaktif, seperti mempunyai dunianya sendiri, kadang-kadang siZidan ini menirukan suara tokoh upin ipin waktu manggil atok, tapi tingkah lakunya yang biasa dia tirukan adalah Patrick Star. Musuh bebuyutan siZidan ini adalah siTegar. Dia akan menjadi pemeran utama diceritaku.
 

KISAH

   Sore itu, aku terbangun dari mimpi tidur siangku yang sedikit membingungkan, ntah kenapa tokoh naruto masuk dalam mimpiku dan dia dikalahkan musuhnya, filmnya pun berakhir dengan sad ending. Aku terbangun, suara diluar mulai berisik, anak-anak kampung ternyata jam 3  udah pada keluar dari persembunyiannya. Aku liat dari atas, ternyata sikampret Tegar udah mainan sama Putera.

Layaknya nada anak kecil saat berbicara

“Woii, Tegar, kamu harusnya udah kalah, tadikan aku chidori”(Putera memerankan sasuke, yang jelas nggak ada miripnya)
“Haa.. .apaaa??orang tadi aku udah menghindar kekiri kok!!”(Sedangkan Tegar memerankan naruto yang lebih mirip ninja hatori)
“Nggak bisa …nggak bisa, pokoknya kalah”(Putera mulai panas)
“Yaudah aku jim tit bar (kata buat mengakhiri permainan)”
“Tegar curang. ..Tegar curang. .”
“Mas Putera jelek. ..Mas Putera jelek”
“Tegar kayak tukang siomay. ..hiihii”(Putera lari masuk kerumah)
“Putera kayak emmm .. .”hening.. .mikir lama … dan datanglah Zidan.
“Aku adalah Ultraman gaiaa, ciu.. .ciu. ..ciu” 
       
    Ini dia yang ngebuat siZidan dianggap nggak gaul, disaat yang lain ngomongin ninja dia sendiri memainkan Ultraman.
“Haha. ..Tegar curang Tegar curang” Zidan ikutan nimbrung 
“Ngapain kamu dan? Aku udah jim tit bar kok.” 
“Ahhh. ..Tegar nggak asik”( Zidan marah kemudian masuk kerumah)
  
   Hari semakin sore, Zabil keluar bawa gulungan layangannya, menjilat ludah lalu mengangkat tangannya mencari arah angin yang tepat, tatapannya tajam, seperti akan terjadi pertempuran layangan hari ini. Dari kejauhan datang juga anak kecil yang juga membawa gulungan, ternyata siImus.

“Ayo .. .Ayo, siTegar sama Putera mana?” Imus ini emang suka teriak-teriak

Tegarnya lagi mandi!!! Teriak dari dalam rumahnya 

Nggak lama kemudian Tegar keluar dengan membawa layangan doraemon yang udah lusuh, ada tanda sobekan karena tersangkut pagar, kemudian diikuti Putera dari belakang.  

“Ayo gathering. .gathering!!” Zabil berkata


Ininih Tongkrongannya, yang bikin warga resah

“Senarmu yang harga berapaan Mus??”Tanya Zabil dengan sok ngerti typenya
“45ribuan bos, import nih”
“ohh. ..merk threeple x bukan?”
“bukan bos, bos mah sok tau.hehe”
Ori (Tren baru dari kata “Asli”), aku pengen nimpukin anak-anak itu dari atas
“Ehh ..Put kita kuat-kuatan senar yok! Pasti punyaku menang” ajak Zabil
“Okeeyy, siapa takut, punyaku bakalan yang menang”

      Mereka mengadunya dengan saling menggesekkan senar satu sama lain. Sejujurnya, aku belum menemukan dimana letak keseruan permainan menggesekan senar itu, tapi ntah mengapa mereka begitu bahagia menikmati masa kecilnya dengan permainan aneh, seperti halnya menangkap ubur-ubur. Aku mulai sedikit iba melihat anak-anak primitive dikampungku ini.
                                                                 Ulah anak-anak kampret

      Seperti kebiasaan anak-anak pada umumnya, sering membesar-besarkan omongan yang nggak masuk akal didepan teman-temannya, biar dia kelihatan gagah dan paling jantan.

“Aku kemarin habis menang lawan kampung sebelah, aku ulur terus senarnya” siImus sok pahlawan.
“kalau aku dapet layangan yang gedddeeeeee bangett”Putra menjadi-jadi.
“terus mana layangannya?” Tanya Imus.
Putera diemmmmmmm...
“ohh iya, aku kemarin juga habis babatin layangan anak2 kampung sebelah, sebelah kampung yang kamu kalahin tadi mus” Putera berusaha meyakinkan biar dianggap keren.
“Terus aku harus main layangan sambil bilang wow gitu?” Zabil emang salah gaul.

                                          Kadang akur, kadang juga enggak, yahh namanya juga anak-anak

Perbincangan terputus disebabkan kedatangan siZidan dengan sepeda absurdnya.
“Ehh. ..main petak umpet yok!”ajak Zidan
“tapi kamu yang jadi duluan, kemarinkan kamukan masih yang jadi”
“Yaudah. ..cepet cepet sembunyi, Zabil curang !!”Zidan marah

   Zidan ambil posisi tutup mata ditiang listrik, yang lain langsung nyari tempat sembunyi, Zidan menghitung dengan perhitungan gambling.

“1,2,4,8,15,16,21,22,27,28,30… udah??? 33,37,39,40,47,48,50. udah?” menghitung cepet
“Belum. ..belum” Zabil masih kebingungan mencari persembunyian dan Zidan udah mulai menengok. Melihat Zabil yang belum dapet tempat persembunyian siZidan mulai marah-marah lagi.
“Ahhh. ..Zabil lama, curang, cepet. .cepet!!”
“1,2,4,8,23,24,27,33,32,46,47,49,50. ..udahh?”
“Udahhh. ..”teriakku kasian

   Zidan mulai clingak clinguk nyari, pada akhirnya Zabil cuman sembunyi dibelakang tembok pagar yang berjarak kira-kira 6m dari Zidan. Zabil mulai gelisah, takut dia bakalan jadi tumbal pertama dalam permainan ini, sedangkan Putera dan Imus aman dan sejahtera sembunyi dalam rumah orang. Waktu Zidan mulai lengah, Zabil mulai mengendap-ngendap, dan tersenggolah sebotol kaleng teh botol sosro yang ngebuat Zidan tersadar, Zabil langsung lari, ngelihat Zabil lari, Zidan terkaget-kaget “APAA !! Zabil???”(kamera zoom, ekspresi Zidan terkejut) Zidan yang nggakmau kalah, dia juga langsung lari. Zidan teriak, “Zabilll. ..” Zabilnya ngejawab, “Apa Zidan. ..?” Zidan teriak lagi, “Zabil. ..” Zabil ngejawab lagi, “Apa Zidan ???”  permainan mulai semakin didramatisir oleh anak-anak itu. 

“Jalumm. ..” Tiang listrik dipegang Zabil terlebih dahulu, keduanya sama-sama tangguh, selisihnya hanya beberapa cm, namun Zidan lebih memilih untuk memegang kepala Zabil. 

    Dari sisi lain, siImus dan rekannya Putera mulai memata-matai dari halaman rumah orang. Zidan yang nggak begitu mempermasalahkan kekalahannya mulai mencari mangsa baru, dan mengarah kerumah tempat persembunyian Imus dan Putera. Ngelihat Zidan mengarah kepersembunyian mereka, mereka langsung gelagapan, Imus yang terkaget-kaget langsung lari membalikkan badan, Putera yang waktu itu kurang kerjaan lagi nungging ngelihat dari bawah, alhasil Imus mencium pantat siPutera, mereka berdua terjatuh, sambil memegang hidung siImus menahan sakit, Putera memegang pantatnya, mereka berdua langsung sembunyi masuk kedalam rumah orang.

    Didepan rumah, Zidan mulai sedikit ragu, masuk atau enggak, kemudian Zidan balik lagi kembali kebeteng tiang listriknya. Ntah kenapa siKampret Tegar yang tadinya nggak ikut, tau-tau lari menuju ketiang listrik, Zidan yang mengetahui itu langsung “Hyaa. ..Tegar, jalum”, Sialannya, siTegar ini malah belok sembunyi dibalik mobil. Zidan langsung nggak terima, “Tegar curang. .curang .” Lalu Zidan menghamipi Tegar buat ngepastiin kalau yang tadi dia lihat emang Tegar, bukan halusinanya tuyul yang menyerupai Tegar “Tegar. .tegar, kita musuhan hloo!!”.

    Dari kejauhan, siImus dan Putera yang mengetahui Zidan sedang lengah sibuk mencari Tegar, mereka berdua langsung lari keluar menghirup udara bebas, Zidan yang menyadari itu langsung nggak memperdulikan Tegar, kali ini dia fokus gimana cara biar betengnya nggak kebobolan lagi, Imus pelari cepat sudah menjalum duluan, dan incaran siZidan adalah Putera yang larinya paling lambat, ini kesempatan siZidan buat mengharumkan nama baiknya, dia nggak akan nyia-nyiain. Selisihnya sedikit dan dimenangkan oleh Zidan, namun Putera yang dasarnya udah licik mulai memberi sugesti kepada Zidan kalau tadi yang nyentuh tiang Putera duluan, Zidan yang mulai terhipnotis marah-marah tapi nurut, dia mau jadi lagi.(Dari situ aku yakin masa depan Zidan bukan seorang preman ataupun debtcollector)

     Imus yang mulai terbuka hatinya, dia mulai sadar dan menuju jalan yang benar, Imus mulai iba dengan Zidan, Imus mencalonkan dirinya buat nggantiin Zidan menjadi yang jadi (kata-katanya lumayan agak ribet).

“Yaudahh. ..aku gantian aja yang jadi, cepet. ..cepet semua langsung ngumpet.”
“Yeee. ..yee .. .”Zidan paling bahagia.

     Imus mulai menghitung, semuanya pada langsung lari ngumpet. Zabil tetep pada posisi awal, ngumpet seperti kayak tadi, Putera yang merasa kehilangan patnernya, ngumpet deket-deket siZabil, sedangkan Zidan milih ngumpet dalam rumahnya dan nggak mau keluar sampai permainan selesai.

“Zidann.. .zidan …”
“Zidan kayaknya didalam rumah”

        Emang kadang-kadang orang yang udah kita baik-baikin nggak ngerti sama rasa kekecewaan kita, alhasil, kita akan mulai jenuh seperti yang dilakuin siImus ini.            
 “Ahhh. ..bosen, layangan aja yukk!”


                                                         Pertarungan udara 

       Petuah layangan : Waktu layangan kita berada diatas, kita merasa bangga, dan akan nunjukkin seberapa hebat kemampuan kita, kita bakalan ngehabisi layangan milik orang lain diatas, intinya aku juga bingung yang penting tetep berbuatlah baik !! :). Ini adalah hari pertama observasiku sama anak-anak itu, tungguin hari keduanya !!
 
Sejujurnya aku masih bingung, dimana letak kehebatan dari tokoh utama.



2 komentar:

  1. keren ud, berani keluar dari cerita cinta-cintaan ama tentang smk

    eksplor lebih karaktermu ud

    BalasHapus
  2. mencoba mengobservasi tingkah primitive anak2 kampung dikampung.hehe. ..(kata-katanya lumayan ribet)

    BalasHapus