Turun dari kereta mata langsung
bening gara-gara disuguhin bule yang ternyata itu bule adalah Nicole kidman,
bayangkan !! Nicole kidman ada diJogja, iya jelaslahh aku langsung demam
panggung, sedangkan adikku Thoriq malah bersikap sok-sokan ling lung seakan nggak terjadi
apa apa, kalian bingung?? Yeah… ketauan kalau aku udah boongin kalian, okee
selesai, bersambung dulu
karena gue lagi emosi.
*Maaf kesalahan teknis*
Turun dari kereta perasaan mulai tambah beetee karena suasana mulai tambah mencekam, kedatangan kami dijogja membuat heboh para tukang ojek sampai-sampai kami bertiga dikerubungin.
“Bang, malioboro
berapa?”
“jalan aja tuh diseberangan
(dengan memasang muka sinis langsung cari penumpang lain)”
(Gue balas dengan
tatapan sinis agak menggoda)
Tujuan pertamaku dengan adikku
Thoriq adalah mencari makanan berbau Jogja yang agak sedikit keparisan-parisan,
sedangkan kakakku Diqi yang sok sibuk itu langsung cabut menuju kampusnya
dengan ojek yang berplat nomor sekian-sekian-sekian. Bingung nyari menu makanan
apa, yang jelas aku sedikit kecewa untuk mengingatnya. Yahhh. .pada akhirnya
bakso dan mie ayamlah yang memenangkan demo perut kami.
Mimpi apaa tadi dikereta,
jarang-jarang bisa meluangkan waktu makan bareng adikku yang satu ini, aku
harus menjaganya sebaik mungkin, nggak akan ku biarkan preman-preman jogja
mengganggunya. (Insting seorang kakak yang membara)
“Kak, habis ini
kemana?”
(Polosnya pertanyaan
itu)
“emm.. .menikmati
keindahan jogja yang eksotis, memberi senyuman manis kesetiap turis asing
berbagai negara, intinya kita akan shooping.”(menyebutkan kata shooping
wibawaku menjadi seorang kakak hilang)
“Bang. .udah bang,
jadi semuanya berapa?”
“semuanya 24 ribu dek”
(sial, harga turis
yang dipakai, sungguh Jahatnya Jogja)
Keluar dari warung
akupun uring-uringan…
“Nanti siang nggak
usah makan diMalioboro lagi”
Saatnya menyapa warga jogja, ntah
kenapa setiap turis asing yang berpapasan denganku dan sekilas membaca tulisan
dibajuku langsung memasang wajah pucat, seakan aku ngePHPin dia barusan.
“kak.. .jangan sok
tebarpesona” adikku sok jagoan
(tau apa anak kecil)
Nglirik cool sambil berkata dalam hati. (tulus)
“mau kemana nih?”
“ngikut ajalahh”
Dan injakan kaki tertuju pada
toko ramai pemuda, sepertinya adikku ingin mencari baju “virus” warna biru muda,
namun sebelum dia membayar dikasir aku harus mencegahnya dengan sekuat tenaga.
“wahh. .yang ini
bagus, ehh.. .itu juga, haduhh.. . semuanya bagus” (Aku berdoa dalam hati agar
adikku tidak tervonis shooping shyndrome)
Adikku Thoriq sedang berada
didalam beberapa dilema, dan pada akhirnya kita keluar tak membeli apa-apa.
“Gimana sih dek? Mau
nyari apa?”
“muter-muter dulu ajalah
kak”
“Bingung kak, tiap masuk
toko pasti diikutin SPGnya, demam panggunglah” (adikku curhat)
Aku yang merasa iba
kepada adikku tak ingin tinggal diam
“Gini aja. ….”
“Wussk.. .oit..
.away..wuskk …yuhuuuu. .xixi. .gundah gulana” (bisikku)
“haha. .oke oke”
“yaudah, cabut!!”
Aku dan adikku Thoriq mulai mencari toko untuk pembalasan dendam, kita
saling bertatapan dan menoleh bersamaan kesebuah toko yang menandakan satu
pemikiran. Yang pertama masuk adalah aku, kemudian diikuti adikku siThoriq dari
belakang. Aku masuk mengelilingi toko tanpa peduli dengan barang-barang
disamping, aku mulai tebarpesona agar salah satu SPG mengikutiku (jelas-jelas
kena). Jebakan berhasil, seorang SPG berpakaian biru mengikutiku dan aku langsung
keluar dari toko. Puas banget bisa ngerjain SPG, namun kasian sekali adikku
Thoriq, dia terjebak dikerumunan SPG yang menawarkan banyak barang-barang. Lagi-lagi
aku merasa Iba ngelihat adikku yang tak berdaya dan tampak kebingungan, aku
berusaha minta bantuan satpol PP dengan tuntutan pemaksaan jual beli. Tak
terduga, ternyata Adikku yang nggak kalah licik punya ide yang luar biasa untuk
mengkelabuhinya.
“mbak.. .itu ada
astronot”
SPG menoleh mencari “Hahh??
Kok bisa sampai sini ?? mana?? Mana??”
“adikku langsung ambil
langkah lari” (Mitosnya, pada saat mau lari adikku ambil start jongkok dulu)
emang sialan tu bocah.
Kebingungan yang berkelanjutan membuat adikku
Thoriq untuk kedua kalinya berada didilema yang luar biasa, sampai-sampai waktu
antri dikasir dia mantengin bajunya terus dengan genggaman kedua tangan.
Parahnya lagi, pas giliran dia mau bayar “kayaknya nggak cocok nih”, “yaudah,
nggak jadi dek?” senyum petugas kasir. “Ammmpun deh !!” cuaca jogja semakin
memanas begitu juga dengan suasananya. Bau-bau keringat preman sepertinya sudah
mulai berkeliaran, suara pedagang yang menawarkan barangpun makin lantang.
Jujur, sebenarnya dari tadi keliling malioboro aku juga nyari jaket tapi nggak dapet-dapet, dan alhasil adikku Thoriq yang selalu aku kambing hitamkan, kasian.. .kasian.. .kasian, kota jogja telah menghalusinasikanku.
(Behind the scenes)
“Resek lu kak” adikku
ngebaca disamping pas aku lagi ngetik
“Biarin, penulisnya
siapa emang?”
“sldjsdlakjsdlkjlaksdljdhbcnzcbzxvillayhkjhckhsraafickclkdd”
(rebutan keyboard)
Lanjutt. ..
Akhirnya bersikeras kita berdua ngedapetin
barang idaman masing-masing, adikku beli kaos gaul (katanya sih), dan aku dapet
jaket yang elegan (kata yang jual). “Capek !!”adikku memasang wajah mengkerut
sok manja, “iya ntar kita istirahat dimasjid”. Dengan langkah Gentlemen agak
mengendap-ngendap kita berdua menuju kemasjid buat istirahat.
Adikku Thoriq yang hobynya selalu
memasang headsetnya ditelinga (selain maen Billyard) sepertinya dia sedang
dengerin lagunya yui~Merry go round, habis itu dia bukak barang belanjaannya
terus bilang “cocok nggak kak?” (nempelin baju kebadannya kepala agak
dimiringin, ngaca di kaca mesjid)
(Lagi-lagi Behind the scenes)
(Lagi-lagi Behind the scenes)
“ahhh. .sialan lu kak,
ngehancurin reputasi orang aja” lagi-lagi baca pas aku lagi ngetik
“sana pergi-pergi. ..”
“hdhsfhsjfjskfjdljalskdlksjldkjlskjdlkajdlkjslkjdlkjkjl”
(rebutan keyboard tapi adikku malah nyabut kabel usb mouse)
Sebelumnya kita udah buat rencana, rencana “A” kita janjian ketemuan sama
kakakku yang sok sibuk itu dimasjid, tapi karena strateginya beralih kecounter
attack jadinya pakai rencana “B”, nungguin dihalte. Okee, ntar kalau kakak udah
nyampai halte kita serang !!!
Sehabis menyegarkan diri dengan air
wudhu dan sholat dzuhur (Subhanallah), aku buka 3 sms yang udah bisa aku tebak
itu sms pasti dari indosat yang nawarin
paket internet dan 2 sms dari kakakku Diqi karena smsnya belum aku bales.
“Nikmati super 3g+
untuk internetan dg 25rb/bulan, inget 1bulan = 30 hari”
“sekarang dimana ud?”
(sms petama)
Selisih 10menit
“sekarang dimana ud?”
(sms kedua)
“ni dimasjid kak”
“yaudah ntar ketemuan
dihalte aja, ni masih otw”
Aku yakin, kakakku
masih makek sepatu sebelah kanan belum otw, karena menurutku otw itu 98% php.
Sebenarnya kalau dipikir-pikir pakai logika
matematika, tempat ini nggak jauh beda sama yang ada disolo "pasar
klewer" hanya saja tempat ini mungkin lebih bergengsi untuk masalah
belanjanya dan jumlah turis yang berkliaran.
*Waktu nungguin* Headset belum dipasang
Matahari semakin memunculkan emosi
yang membara, dan kakakku yang sok sibuk itu tak kunjung datang. Adikku Thoriq
masih asik ndengerin musik, sesekali dia mengangguk-nganggukan kepalanya yang bikin
aku tambah kesal. Ada lambaian tangan dari jauh sana, akupun penuh harapan.
“Ehh. ..itu kak Diqi
bukan”
“woii riq !!” (kulepas
headsetnya)
“iya bego” adikku lari
menuju kakakku lalu mendelik kebelakang
“ehh. …sialan” aku
kejar kekanan, adikku kekiri, kukejar kekiri adikku kekanan, iya kayak
difilm-film gitulahh. (kalian bayangin aja)
“udah-udah, yang penting sekarang kita
udah ngumpul tapi sorry, kunci kos temenku aku bawa, jadi yaaa. .”
“haa?? Nungguin lagi”
potongku
Diantara ketiga orang
cool itu akulah yang paling uring-uringan saat itu.
Bisa ditebak apa yang
sedang dilakukan adikku Thoriq, dia cuman dengerin lagu dengan santainya.
Hening 15 menit. ..aku
berusaha menenangkan diri
Hening 18 menit. ..aku
mulai gelisah
Hening 22 menit. ..aku
berusaha move on lagi
Dan hening 27 menit
Alhamdulillah temen kakakku datang duluan sebelum aku ngamuk dimalioboro dengan
jurus baruku “pukulan tupai terkutuk”.
Karena kakakku yang memiliki sifat
yang sama denganku, yaitu rasa “Iba”, maka kakakku ngajak temennya sekalian makan
siang.
“ehh . .makan siang
bareng sekalian !!”
“beneran san? Yaa.
.nggak papa kalau dibayarin.hehe”
“ohh ya, kenalin ini
adik-adikku”
“Raafi”, “ Yustiar,
minuman kesukaan es jus” Jabat tangan (aku bingung)
“Thoriq”, “Yustiar,
Hoby badminton” jabat tangan adikku semakin bingung tapi nanggepin
“ohh. .kalau hobyku
dengerin musik”
Aku dan kakakku
ninggalin mereka, tau-tau dari belakang “tungguin woiii !!”
“sekarang mau makan
apa nih?” kakakku Tanya dengan wibawa punya duit
“diluar area malioboro
aja gimana?” usulku cerdik
“Iya terserahlahh,
ngikut yang nraktir dong. Haha” (Aku yakin, yang ingin dipesen pertama kali
pasti es jus)
“yaudah, ud, kamu jadi
leader, terserah mau kemana, tapi dimalioboro aja” kakakku semena-mena
“Ha??” cek dompet,
nunjukin ketemen kakakku kalau aku udah punya sim.
“Yaudah Bebek goreng aja
gimana? Ntar tinggal pesen nasi empat sama Bebeknya 2.”
Sampai di warung yang sangat berkesan
itu.
“Bang, Ayam Bebek
goreng 2 sama nasi putih 2” (aku kira ayam goreng udah 1 paket dengan nasi
putih, jadinya dapet 4)
“ini mas”
Ha?? kok nasinya cuman
2? “Bebek gorengnya nggak sepaket sama nasi bang?”
“Nasinya sendiri mas.xixixi”
pakai ketawa lagi
“Yaudah beli 2 lagi
bang”
Dan kami berempat berada di posisi
yang sama, mantengin bagian paha Bebek goreng dengan ukuran kecil dan bingung
cara mbaginya, semua belum melakukan serangan karena sifat iba telah menyebar.
“Yaudah, biar
adik-adikmu makan duluan, kita pesen lagi aja, ntar aku yang bayarin”
“hlo, kok kamu yang
malah bayar? Wahh jangan. .jangan.”
“iya ntar gampanglah”
“bang, ayam goreng 2”
Aku dikejutkan dengan tingkah laku Kak Yustiar
saat makan lalapan, “gila, dilahap semua, emang enak ya?” dan ntah kenapa
setelah peristiwa itu, tiap beli ayam goreng aku jadi doyan lalapan.
Waktu pembayaran sebaiknya nggak aku
masukin dalam cerita, karena disaat itulah kak Yustiar sok-sokan mau ngluarin
dompet yang padahal enggak.
“okee, thanks banget ya semuanya, yaudah aku pamit duluan kalau gitu."
“yapp, iya sama-sama yus.”
“sekarang kita mau
kemana? Muter lagi atau ambil tiket kereta sekarang?”
adikku Thoriq yang
dari tadi denger musik untuk masalah ini nyaut duluan
“nanti aja, masih
pingin muter-muter lagi”
“yaudah, thoriq kamu
jadi leader terserah kamu mau kemana, uud kamu turun pangkat jadi pion tolong bawain bawaannya
Thoriq.”
“ha??maksutnya apa ini”
Adikku thoriq langsung menuju ketempat toko baju yang pertama kali kita masukin tadi, kali ini dia lebih cepet milih baju karena dari tadi udah aku plototin dari kejauhan.
"gimana? udah?"
"iyaa, udah-udah"
"udah jam 3 nih, kita langsung kestasiun"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar