Kamis, 28 Juni 2012

Old Friends


    Menurut gue setiap people (artinya manusia/orang) itu pasti punya temen yang berarti buatnya (nggak terlupakan deh), ntah itu temen deket, temen curhat atau mungkin temen lama. Ada juga dari masing-masing kita yang punya catatan hitam trauma yang mendalam soal kisah pertemanannya, biasanya penyebabnya diprofokasikan dengan masalah cinta. Tapi sorry (artinya maaf) lagi2 dalam blog ini gue nggak mau ngebahas soal cinta, sekali lagi gue akan menepis kecurigaan kalian yang mengira gue itu jomblo, iya emang iya sih, tapi gue adalah Jomblo yang sedang berevolusi menjadi jomblo yang play boy, udahlahh basi kalau Jomblo selalu dikambing hitamkan.

     Sekarang gue mau ngebahas sedikit kisah gue dengan temen2 lama gue. Dari Taman kanak-kanak sampai jadi calon mahasiswa Alhamdulillah gue punya temen deket yang nggak cakep-cakep amat tapi luar biasa serunya. Misalnya waktu gue luar biasa imutnya saat masih SD, waktu itu gue punya genk yang terdiri dari 4 orang anak atau biasa disebut F4 (gue, said, fauzul dan ridwan) ,yang anak-anaknnya itu mempunyai beda-beda karakter, gue yang mempunyai karakter berwibawa, karismatik, rajin, cool abbiss, sedangkan temen gue fauzul yang hobynya bolak balik kamar kecil yang nggak tau ngapain, said yang hobynya loncat-loncat diatas meja nggak jelas hebohnya, dan ridwan yang selalu kebingungan. (hehe.. . bercanda, bisa-bisa nggak jadi reuni ntar). Nggak berbeda karakter sih, tapi yang jelas kami berempat merasa cocok dalam hal pemikiran untuk menciptakan suatu penemuan dengan senyawa kimia yang sangat luar biasa.(Gue bingung).. aku ulangi. .kami berempat merasa cocok dalam berteman (nah. .ini intinya).


       Sebenarnya menjadi seorang gentleman kayak gue gini sulit banget menerima kenyataan yang pahit, namun ini adalah sebuah kenyataan, mungkin diantara ke4 anak ingusan itu gue yang paling penakut daan paling cemen (memang, masalalu itu terkadang kelam), tapi sekarang?? nggak beda sih (Jlebbb). Iya, mungkin diantara ke4 anak itu gue yang paling penakut, tapi coba kita lihat sisi positivenya, diantara ke4 itu aku menjadi seorang anak manis yang dilindungi oleh ke3 temanku itu, kayak bos deh rasanya.(walaupun sering dibego2in juga).

       Hari demi hari berganti dan kekompakan kami mulai menjadi-jadi (tepatnya SD kelas 5), temen gue (said) yang jadi leader punya ide ngebuat suatu benda untuk simbol pertemanan, dia membuat pedang kecil (sekitar 12,5cm) dari besi dengan pernak pernik hiasan untuk mempercantik penampilannya, masing2 dari kami punya satu, tapi sayangnya, pedang itu belum sempet gue kasih nama, rencananya sih gue mau namain "SiPiko" (yaampun imut banget), dan yang bikin tambah aneh lagi siFauzul lupa buat jurus andalan dengan pedang itu, katanya sih jurusnya mau dinamain "pedang api menyelimuti bumi"(banyak pro dan kontra dalam masalah ini). Tapi faktanya, keberadaan pedang itu emang sangat dirahasiakan keteman-teman lain, dan hanya beberapa orang yang boleh tau keberadaan pedang itu (emang mistis banget), sampai sekarang keberadaan pedang itu masih misterius hilang ntah kemana.

       Kekompakan kami yang semakin menjadi-jadi, membuat waktu ingin menguji seberapa keeratan kami, kenaikan kejenjang kelas 6 pun membuat emosi semakin terkuras, gue terpisah dari gerombolan (clingak-clinguk dikelas). Pembagian kelas yang menempatkan aku di kelas "C" dan para sahabatku dikelas "D" membuat seorang anak yang lemah menjadi sasaran hukum alam (lumayan ironi). Lalu mereka bilang "gapapalah ud, kan masih bisa ketemu", dan hal sangat mengejutkan pun terjadi, mereka merencanakan untuk ngebuat Band, Fauzul diposisi vokal (nggak kebayang), said gitar (emang udah jagonya sih), gue Bass (nggak tau bass ama gue tinggian mana), dan ridwan drum (cocok juga sih), tapi sayangnya mama gue nggak merestui gue untuk menjadi anak band (kayaknya sih merestuinya jadi foto model, tapi nggak tau kenapa giliran teman2 gue yang nggak merestui), dan band itupun akhirnya bubar sebelum latihan pertama dimulai.

NOW !! !


                                    *Fauzul paling kanan* Dugaanku salah, ternyata dia berbakat
                                             *Said* Petikan jarinya akan membuatmu terhalusinasi

                                                 *Ridwan* Gayanya sih udah cocok buat mukul drumm

                         *Raafi* Belum bisa nerima kenyataan kalau nggak bakat main musik

        Nggak cuman mereka bertiga aja yang jadi trending topic pertemanan gue saat SD. Misalnya temen gue yang namanya Askar, potongan rambut samping kanan adalah gayanya, walaupun hanya dia yang menganggap itu keren. Tapi sebenarnya waktu itu potongan gue juga samping kanan, tapi nggak tau kenapa gue lebih enak dilihat.whaha. .(nggak2 bercanda). Ada lagi temen gue yang namanya Affan, dimanapun dia berada, muncullah sosok seorang anak polos "Askar" yang berada disampingnya. Iya, mereka berdua adalah pasangan sahabat dan gue adalah orang ketiganya (????). Dari SD sampai sekarang, ada temen gue namanya Dziky yang masih update dalam komunikasi, dia selalu sms gini "hai ud, gi apa ni? udah maem lum?" "hai ud apakabar? udah ngantuk belum?" whaha. .nggak-nggak, kebetulan waktu smp kita masih satu kelas dan Alhamdulillah tali silaturahmi kami masih terjaga walau hanya lewat sms.

        Masih banyak temen2 gue yang lain misalnya Rifat yang waktu SD kelas 3 absennya 18, Taufiq Adi waktu kelas 2 SD absennya 22, Rama absen 10, Luqman absen pelajaran dan nggak penting juga kalau dalam blog ini gue ngebahas absen orang waktu SD, yang jelas maaf gue nggak bisa nulis satu persatu tentang kalian. Intinya menurut gue Kalian adalah temen lama yang mengawali dunia pertemanan gue, dan teman lama bukan berarti berhentinya suatu titik poros pada pusatnya yang mengacu pada. . .(gue bngung) lagi-lagi gue ulangi . .teman lama bukan berati putusnya pertemanan dan move on ke teman baru. Alangkah baiknya kalau kita punya banyak teman bukan !! :)

2 komentar:

  1. Mas tulisannya lumayan lucu dan bahasa enak di understand, cuman kok paragraf gak di divide jadi capek bacanya. teruskan mas.

    BalasHapus
  2. ohh iya pak, setiap nulis saya lupa sama yang namanya ngasih paragraf. Terimakasih pak.

    BalasHapus