Minggu, 14 September 2014

Aku mencintaimu...

     Banyak film yang nyeritain tentang kaum minoritas. Kalo nggak dilihat dari sudut pandang orang pinggiran, ya dari anak muda yang tersisihkan. 

        Misal filmnya raditya dika "Marmut merah Jambu", film yang nyeritain tentang dimana ada 2 anak SMA yang kurang beruntung ingin terlihat populer dalam lingkungannya. Sampai-sampai salah satu dari mereka memutuskan untuk masuk kesebuah organisasi biar bisa dianggep populer, tapi nasib berkata lain, mereka nggak diterima di organisasi manapun, akhirnya, Dika dan siBirtus buat organisasi sendiri dan. ...tonton sendiri !!

          Biasanya, alur ceritanya nyeritain tentang pelajar. Ada 3 anak kuliahan yang dipandang sebelah mata, yang selalu ingin ngelakuin sebuah pemberontakan, tapi nggak berani ngapa-ngapain. Salah satu dari mereka  ada yang jadi leader, biasanya duduk ditengah, paling ganteng, iseng dan paling berambisi buat mengubah nasib mereka. Kemudian, di belakangnya, ada sosok orang yang setia ngikutin ide-ide gilanya, biasanya kacamataan, kelihatan pinter meskipun biasa, dan mudah banget terprofokasi sama masalah kecil. Terakhir, orang yang ikut terseret dalam petualangan, cenderung pengecut, dan terlalu ikut dengan peraturan, meskipun paling pinter, tapi sayang, biasanya yang satu ini agak culun.


                                                                               Nggak ada maksud

                                                       Mirip ya. Agak beda. dikit. (Sumber)

Di titik ini, aku merasa hidupku semakin kayak di film-film. 

     Beralih dari dunia perfilman, coba kita lihat realitanya. Asal kalian tau, seberusaha apapun kita, nggak semua hasilnya akan jadi happy ending.

 Begini ceeritanya.. .
        Saking terpengaruhnya sama film yang cenderung selalu happy ending, aku langsung mikir, mungkin kalau aku keluar dari zona nyaman ini, aku bakalan bisa populer di kampus. Kebetulan, waktu itu di kampus ada perlombaan Dekan cup yang diadain setun sekali, banyak lomba, antara lain futsal, membaca Al-qur’an, gambar poster dan stand up comedy.

       Nggak ngerti kenapa, tau-tau banyak temen2 yang nyaranin aku buat ikutan, ikutan apa? Futsal? Ohh tidak, di mata mereka aku tidak segarang itu, tapi mereka nawarin aku buat ikutan stand up comedy. Sepertinya, selama ini pencitraan playboyku meleset menjadi sebuah badut yang patut untuk ditertawakan. Pedih.

         Tawaran mereka jelas aku tolak, karena akan berdampak pada reputasiku kedepannya. Apalah arti dari kata tidak untuk seorang wanita, kebanyakan panitia dekan cup itu dari temen kelas sendiri (cewek), jadilah aku dibujuk setengah mati.
“Fii. ..ikutan stand up ya !!” Kata Nisa waktu ada Diskusi kelompok
“Hah? nggak ah, reputasi.” Tolakku mentah
 Besoknya lagi, ganti orang yang membujuk biar aku ikutan.
“Raafii. ..pokoknya kamu harus ikutan stand up, biar jurusan kita bisa nunjukin sesuatu.” Kata Novi memberi sebuah sugesti

Ini semua gara-gara aku sering ‘haha hihi’ di waktu presentasi, jadi mereka fikir aku bakalan bisa ngelucu di panggung. 

     Saking kepikirannya, seolah-olah apa yang dikatakan temenku Novi tadi ada benernya juga, mungkin inilah kesempatanku buat nunjukin sesuatu, keluar dari zona nyaman, dan mulai ngeharumin nama jurusan. Karena, aku masih ngerasa selama di perkuliahan ini belum ada kesan menarik yang bisa aku tuliskan, kenapa nggak dicoba??

“Lakuin sekarang, pait-paitnya misal gagal, kisahnya tetep bisa kamu tulis.”

      Haripun terus berganti, dan aku masih ragu akan keputusan yang akan aku ambil. Disuasana yang semakin chaos, dengan sok ada materi aku bilang sama meraka.
“Okeey, aku bakalan ikutan. Catet namaku di daftar peserta !!” 

         Semua langsung pada excited waktu tau kalo aku mau ikutan, padahal aku belom punya materi sama sekali.
“Yee. ..Raafi ikutan. Jadi gini fii, buat stand upnya diadain seminggu lagi, foto copy ktm, sama foto 3x4 buat syarat pendaftaran. Semangat fii !!”
“Ohh iya, materinya nggak boleh persis sama apa yang di Tv-tv, tapi dikit-dikit bolehlah.” Tambah salah satu temenku yang jadi panitia
“Raafiiii.. .materinya aku aja ya.hehe” Canda Nurul selagi masih menjabat wakil gubernur fakultas
“WAAAAAAAAAAAAAAA!!! apa yang barusan aku lakukan.” Aku stress

Sepertinya, barusan aku kehilangan kesadaran 

         Ntah kenapa, semenjak itu terjadi, kehidupanku terasa selalu dibayang-bayangi dengan semua hal yg berbau stand up, stand up selalu menghantuiku. Sampai-sampai, waktu itu, nggak ada angin nggak ada hujan temen Smkku siAidult secara mengejutkan sms aku kayak gini.
“Ehh. ..ud, kamu ngerti nggak, kamu itu kayak Dodit.”
Lhahh kampret.
“Okeey Keling, thanks !!” sent

***

         Haripun berganti, semakin mendekati hari H aku semakin ngeluh, berasa jadi beban.
“Asshhh... ..nggak ngerti, kenapa juga tadi aku bilang ikutan.”
“Haha. ..Lhahh pie to??” Gandhi nanya dibarengi ketawa nga-ngak
“mmm.. .Iya aku pengen kita juga bisa nunjukin sesuatu, ngasih kesan. Masak iya gini-gini aja.” Ucapku
“Lha udah ada materi?” Tanya Gandhi
“Dikit, rencananya misal blank, kehabisan ide, nanti bakalan pura-pura pingsang, dengan begitu seenggaknya satu kampus panic, semua bakalan inget sama moment itu.” Ideku

       Beberapa waktu berlalu kita ngumpul lagi, suasana hening, aku terdiam dengan perasaan was-was.
“Udahhh nggak usah dipaksain misal nggak minat.” Saran Susanto disamping.
Aku kaget “Lhohh. ..kok  udah ada di sini sus?”
Susanto adalah temen yang kadang menghilang dengan sendirinya, disaat kita mau ngajakin ngumpul, makan bareng, kadang dianya udah duluan di tempat parkir, perpus, dan kadang udah makan sendiri.
“Emang uwes enek materi?” Tanya susanto
Dengan sigap siGandhi bales
“Gini aja men, nanti pura-pura pingsang aja, biar pada panic.”
LHOHHH. …Kan kemarin udah aku omongin. It’s so kampret you KNOW !!!

***

          Sampailah di hari H, sekitar jam 5 sore kuliah baru selesai. Padahal acara dimulai habis magrib, nggak kebayang capeknya kayak apa, yahhh namanya juga orang sibuk. Seusai kuliah, banyak temen-temen pada nyemangatin. Hampir satu kelas yang nyemangatin, teriak, nanya materi, udah siap belum, hingga aku bingung harus ngejawab satu-satu. Sepertinya meraka ingin ikut terkenal.  

          Yang jelas, aku sangat terharu dan merasa dosa karena materi belum fixed.

“Raafiii, aku bakalan update status.” Ucap selly nggak penting
“Raafii, santai aja, kita semua bakalan nyemangatin, aku nanti teriak paling kenceng.” Ucap Putri
“Kapan sihh fii??” Ucap Nais samar-samar
“Pokoknya harus lucu fiii” Kata Novi
 “Materinya aku aja fii. haha” Ucap Nurul selagi menjabat wakil gubernur fakultas
Sampai ada juga yang bilang gini.
“Awas aja kalo nggak lucu fiii, nggak aku anggep temen.” Ucap Tiara bahagia
Sumpah, kata-katanya langsung bikin drop.

        Rintikan air hujan terlihat begitu jelas, seakan manandakan ada tetesan air mata di hari itu. Karena nggak sempet pulang, jadilah kita bertiga nungguin di masjid. Alhamdulillah, aku punya teman kayak mereka. Setia nungguin. 

        Dari jadwal yang udah ditentuin, acara bakalan dimulai sehabis magrib, dan bisa ditebak jamnya mahasiswa kayak apa. Yang dari awalnya acara sehabis magrib jadi jam 8 malem habis isya’. NGARET !! kepanikanku pun diperpanjang  lebih lama.

      Sehabis isya’ aku ngasih syarat-syarat pendaftaran ke panitia, MCnya udah mulai cek sound dengan cara ngehip-hop, temen-temen udah pada dateng, rasanya pengen langsung pingsan. Serius.

      Ternyata peminat dari lomba stand up ini cuman dikit, jadi pendaftaran masih dibuka bagi yang bener-bener punya nyali. Sekitar 5 orang yang ikut lomba, dan yang jelas akulah peserta dengan fans-fans yang paling berisik. But, Thanks.

      Aku naik panggung, kenalan sesama peserta dengan nasib yang sama, ada yang bilang barusan pulang terus dipaksa buat ikutan, dan ternyata ada juga adik kelas satu jurusan yang ikutan. Laki-laki asal Lombok yang mempunyai logat khas timur, mempunyai wajah yang humoris, namanya Oktafianus. Panggilannya… .emmm. .. anu.. ..emmm. ..he em, anu, ditambah s. 

                                   *Waktu kenalan (Sumber : kamera teman -> DSLR # nggakpenting)     

     SiOktafianus ini mempunyai sebuah keunikan yaitu bisa buat orang penasaran kalo ngelihat dia. Dari logat dia bicara aja orang-orang udah pada mau dengerin, mempunyai pesona yang emang harus dikeatawin, ditambah lagi dia punya suara yang keras dan jelas. Kebalikannya denganku, aku hanyalah laki-laki jawa yang sangat anggun, dan karismatik. Nggak pantes buat ditertawain. Mungkin dia bakalan jadi saingan terberat.

Dari 5 orang itu, kita disuruh kenalan didepan, nyapa penonton, dari mana asal kita, jurusan apa. Kemudian kita disuruh buat kata-kata lucu yang diselipkan kata kesehatan (Karena fakultas kesehatan)

                                          *Disaat perkenalan, aku mulai tersisihkan (sumber : kamera teman)

NB : semua foto stand up diambil dari kamera teman, ribet nulis satu-satu

        Aku yang nggak siap materi dan langsung disuruh buat kata-kata itu, nyari amannya aja, aku niruin yang pernah ada di stand up comedy.
“Kesehatan.. ..good… kesehatan good.” #iklan. Simple, jadi. 

Semoga aja meraka adalah komunitas anak kosan yang nggak punya TV.

          Di tantangan inilah siOktavianus yang menang, dia bilang gini.
“Kesehatan adalah nggak tau, karena aku bukanlah orang yang sehat.” Lumayan pedih

     Sekejap fans-fans yang tadi nyemangatin aku, jadi nyemangatin oktavianus juga, gara-gara dia satu jurusan, sungguh, aku merasa tersaingi. Asal kamu tau, mungkin juri merasa iba, dan memberi semacam awards buatmu, okta..vi. ..anu. #KakakTingkatJahat

Keunggulan bagi yang menang ronde pertama ini adalah, dia boleh nentuin urutan siapa yang akan tampil duluan. 

      siOkta milih anak fisio yang tampil sebagai pembuka (Appetizer), kemudian anak keperawatan (soup) , anak fisio lagi (main course), anak mami (aku->Dissert), baru siOkta terakhir (Hot tea). Emang sok-sok’an dia, milih terakhir biar bisa jadi penutup yang wah. #KakakTingkatyangIri

       Appetizer yang disajikan dari anak fisio cukup rapi dan terkesan menghibur, hapal banget sama materinya, satu hal yang aku inget waktu itu, dia ngebahas tentang behel. Dia bingung sama dosen yang makai behel itu dengan tujuan apa, akhirnya dia berfikir positive kalo behel tersebut bakalan buat dijadiin tasbih, sembari dia mempraktekkannya. Suasana pecah.

                                                Ijin upload bro !! (Sumber : kamera teman)

       Kemudian giliran anak keperawatan, dia mempunyai materi, materinya pun tersusun rapi, tapi kurang jelas penyampaiannya. Sepertinya soup yang dia hidangkan tumpah, sehingga di sepanjang penampilannya suasana hening, dan sesekali alunan drum berkumandang (“tek. .tek. ..des”).

                                                                   Masa depanmu masih cerah

Seenggaknya kalo penampilanku enggak lucu udah ada temen.

       Yang ketiga anak fisio lagi tampil, semacam main course, penampilan yang disuguhkan cukup berat, beberapa materi fisioterapinya dia jadiin materi stand up yang nggak kalah menarik. Penyampaian stand upnya beneran kayak stand up, dengan gaya-gaya ala stand up. Keren. Overall Aku yes !!

                                                                     Masuk suci 5 aja bro !! (Recomended)  

Aku sebagai anak model cukup bisa diem.  

        Dan akhirnya disela-sela kejenuhan penonton, dissert pun muncul, semua temen-temen yang terkesan fanatic pada teriak “RAAFIII !!! hyeeee !!!!”, inget banget waktu itu, teriakannya paling kenceng di barisan terdepan ada siPutri, Mona, sama Aprillia, sumpah kayak penonton bayaran. Namun apa daya, dari sekian banyak temen cewek yang aku dengerin nggak ada yang teriak “Raafi I love youuuuuu !!”, yahh namanya juga cewek, suka jaga image gituhh.


                                                             * Yang dilingkarin merah (penonton bayaran)

                                                                *Keren, kayak lagi ngisi seminar

Aku salam. “Assalamu’alaikum.. .” nada datar, tegang, dan pelan.
Mulai nyoba ngerasin suara “Tak kenal maka tak sayang betul???” sapaku
“betul. ..” mereka jawab
“Belum tentu, buktinya mbak ini, aku belum kenal tapi udah sayang.” Jawabku. (Sebelum keatas panggung aku udah liat-liat siapa yang bakalan aku tunjuk)

      Bener, itu aku juga niruin kata-katanya dari David suci 4. Emang nggak kreatif, sok-sokan maju padahal nggak siap materi.

                                                        Haduhhh. ...ngomong apalagi ya..

       Ada beberapa materi yang aku skip, nggak aku tulis disini, langsung saja, aku nyampaein materi yang udah dari tadi dipesen temenku, siNurul.
“Jurusan Gizi D3, mungkin salah satu jurusan yang sedikit peminat, untuk angkatan atas kita aja cuman 19 orang.”
“Heemm bener tuh..” bisik-bisik penonton
“Tapi coba kita lihat, siapa sekarang yang jadi wakil gubernur Fakultas Ilmu kesehatan?? Dari Gizi D3, teman kita Nurul nurlita.”

Suasana masih hening...

“Sebenernya ini nggak masuk materi sih, tapi tadi dia bilang gini, Raafii, nanti aku dijadiin bahan materi ya !!”
“Sepertinya dia ingin melakukan sebuah pencitraan.” Tambahku
“hemmm apa-apa?”

                                                 *Hening.... ditinggal main hp, sakitnya tuh disini

Kampret abiss !!! suaraku nggak begitu jelas. Dan pada akhirnya, hanya beberapa menit aku menutup stand up dan bilang, iya, udah itu aja, nggak ada materi.hehe” 

Yahh. ..Penampilanku tak semanis Dissert.

                                                    Ditanyain "udah nggak ada materi bro??"

       Ntah kenapa waktu aku nulis ini rasanya berat banget, kejadian ini padahal udah lumayan agak lama, terpendam dalam sebuah draft, dan baru sempet aku lanjutin nulis sekarang. Pengalaman yang aku dapetin nggak happy ending, juga nggak sad-sad banget, random abisss. Ternyata jadi penulis itu nggak gampang, kadang kita juga harus nginget kenangan yang cukup random buat dituliskan, dimana perasaan campur aduk itu sungguh membingungkan untuk dituliskan. 

         Kemudian aku buka-buka buku 5cm, disana terselip kata-kata dari William Forrester, dia bilang gini “Kalau kamu mau menulis ya tulis aja, jangan pernah mikir. Langsung menulis aja jangan pakai mikir.” 

Ohhh gitu. Kjsdsjkhakjfhkjahf jsdjanda hahaha sjsjad wkwkwk ahihii jiahaha, pedeamat, kikuk !! RAAFI GANTENG. Maudy Love yuuuu !!! (Nggak gitu juga kali fiii !!)

        Penasaran sama William Forrester, aku searching di internet. Dan ada kata-kata dari beliau yang lebih detail, dia bilang gini : “Menulislah pada saat awal dengan hati, perbaiki tulisan anda dengan pikiran. Kunci pertama dalam menulis adalah bukan berpikir, melainkan mengungkapkan apa saja yang anda rasakan.” #keren 

      Kembali lagi kenasibnya siOktavia betilafea itu kayak gimana, meskipun dia cukup matang dan banyak yang ketawa, tapi materi yang disampaiin cuman dikit karena ada beberapa yang lupa, jadi pemenang juara 1 dan 2 diborong sama fisioterapi semua. Aku?? Aku juara 1, dari BAWAH, dari BAWAH BUNG !!! 

                                                                                      Teman kita 

                                                      Penerimaan Hadiah (Dari kiri pembaca juara 2-juara 1)

Yang Jelas, kalian semua luar biasa, keren !!
Bitter sweet.

     Usai dari perlombaan, beberapa kali kita foto bareng sesama peserta, ngeabadiin momen-momen pahit, kemudian aku putuskan untuk turun dari panggung, berjalan sendirian, kemudian ada Diita yang nyapa, kita tos ala anak gaul, seolah wajahnya berbicara “Sumpah, kamu ganteng banget dipanggung tadi, tapi enggak lucu !!!”. 
Kita berjalan menghampiri yang lain, dengan wajah pucet aku bilang sama mereka.

“Emmm. ..Sorry ya, ngecewain.”
“Ahh. ..gapapa fii, yang penting udah usaha.”
“Haha. ..nggak papa kali fii.” Kata Tiara
Aku terharu
“Lhohh. ..kamu langsung pulang fii?” teriak Diita
“He eh, meratapi kesedihan.hehe... .” Anggukku

      Sepanjang perjalanan jiwaku dibalut dengan rasa penyesalan, menjadikan dinginnya malam itu tak begitu terasa. Tapi, sisa sisa basah air hujan di aspal tidak sedikitpun menandakan penyesalahan mentari yang sudah berulangkali menghangatkannya, karena masih ada esok, esok yang begitu cerah untuk menyinari dunia. #KerenAbisss

“Raafii. ..udah balik?” selly sms
“Iya nih.hehhe. ..udah sampai rumah. Kenapa sell?”
“Nggak papa fii, yaudah kalo gitu.”
       Perasaan aku nggak pernah utang duit sama selly, dari perkiraanku selly pengen ngajakin foto bareng. Yaelahhh. ..baru juga tampil stand up, gagal pula, udah minta foto aja. #Laki-lakiPeka (Baca ~> Baru prediksi)

     Ho oh, kayaknya judul yang pas sama entri ini ya Stand up gagal, bukan Aku mencintaimu, yaa kali aja kalian kepo, penasaran terus mau baca.hihihi. ..emang, blog ini menyesatkan. #bodoamat #siJuki #BeraniBeda #Judulnya diakhir

Jreng jreng ...

Stand up gagal

***

      Ada kata-kata juga yang masih aku inget, agak nyakitin sih, tapi sayang kalo dibuang, sekalian aja ditulis. 

“Ahh. ..Raafi beraninya di kelas, cuman jago kandang.” Canda Ratih waktu di kampus
“Lhhahh. ..” belum sempet ngomong
“Tadi malam itu kamu ngomong apa aku nggak denger lhohh fii.” Hujat Lella
“Yaa gitu, mungkin aku nggak pantes buat ditertawain.” Aku membela diri
“lha wong sandekku ngomong kwi meneng neng nduwur panggung wae wes lucu” Kata Gandhi nimbrung
“OKEE TERSERAH !!” ucapku dalam hati

        Ambil hikmahnya aja, disisi lain mungkin aku gagal dapet perhatian dari juri yang stand upnya juga nggak lucu-lucu banget, serius ENGGAK lucu !!, tapi yang paling penting aku dapet perhatian dari kalian semua. Thankiss.

See you Again !! :)

Special Thanks : Temen satu kelas dan kalian semua

6 komentar:

  1. Kemarin waktu acara penyambutan maba jurusan aku di Kampus, ada temen seangkatan dan dia stand up. Walau materinya sederhana banget. Tapi pembawaan dia lucu, seru. Dia bahkan udah pernah masuk metro tipi. :D

    Ya, intinya kamu kudu banyak latian aja sih. Lumayan bisa dijadiin pengalaman sama porofolio, seenggaknya kalo kamu bakal stand up lagi. Kamu udah pernah nyoba :))
    #mitasokbijak

    Btw, itu fotonya pake flash ya? hasil fotonnya matanya pada sereem :((

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baru bales. sorry...
      Boro-boro masuk metro tipi, masuk metro mini aja jarang. Iya gimana ya, emang akunya aja yang demam panggung dan nggak bisa ngomong di depan orang banyak. piuhhh. ..mengecewakan.

      hehe. ..nggak ngerti, tapi akunya tetep ganteng kok. serius

      Hapus
  2. senangnya punya sahabat waktu kuliah, hihi
    semoga kalian sukses kaya yang terjadi d film 3 idiots ya! :)

    btw, isha juga punya sepupu yang kuliah di ums.. tapi dia dijurusan hukum..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, iya, nanti aku yang jadi peran ranchonya. Btw, endingnya bakalan mirip juga mirip enggak sama di ending film?? whaha

      Sepupumu semester brp?? cewek?? namanya??? no hp?? #eitsss

      Hapus
    2. iya, bolehlah.. raafi jadi rancho nya :)
      kita tunggu beberapa tahun lagi buat liat endingnya yaa? :D

      semester 4, very adi, sayangnya dia cowok :p

      Hapus
    3. Mungkin setelah lulus ini aku harus ngilang dulu biar dicariin temen2ku yaa. Btw, yang jadi pemeran Phianya siapa ya?? #Kode.

      Very Adi?? ohh. ..yaudah enggak jadi. trims bangett.

      Hapus