Pernah nggak sih kalian ngalemin gini, di satu sekoalah pasti ada wanita yang jadi primadonanya dan sebagian dari temen-temen kalian bakalan banyak yang naksir? tapi kalian malah mikir, 'Apa istimewanya orang ini?' Endingnya kalian bakalan naksir juga. Persis sama apa yang aku alamin.
Dipertengahan kelas 3, adalah dimana awal keberanian kisah cintaku dimulai, mungkin udah saatnya pesonaku aku keluarin, sebelum kelulusan memisahkan kita. Aku bakalan ngebuat strategi-strategi, buat ngebuktiin keseriusanku, yang bakalan sulit dia lupain.
Entah keberanian kesatria apa yang masuk dalam diriku waktu itu (yang jelas bukan kesatria bertopeng). Langkah awal, sebagai pria Gantlemen yang masih ingusan, aku harus nyari tau dimana rumahnya habis pulang sekolah. pokoknya harus !!.
Begini ceritanya...
Dipertengahan kelas 3, adalah dimana awal keberanian kisah cintaku dimulai, mungkin udah saatnya pesonaku aku keluarin, sebelum kelulusan memisahkan kita. Aku bakalan ngebuat strategi-strategi, buat ngebuktiin keseriusanku, yang bakalan sulit dia lupain.
Entah keberanian kesatria apa yang masuk dalam diriku waktu itu (yang jelas bukan kesatria bertopeng). Langkah awal, sebagai pria Gantlemen yang masih ingusan, aku harus nyari tau dimana rumahnya habis pulang sekolah. pokoknya harus !!.
Pulang sekolah aku langsung balik kerumah, diperjalanan pulang aku terjebak didilema yang luar biasa, antara pikiranku yang berani dan yang penakut saling memberi argumen. 'Jadi pergi nggak ya??'
(dalam pikiranku)
Raafi Gentle : parah, nggak berani. huhft
Uud polos : berisik
Raafi Gentle : masih ada kesempatan, belok kanan, samperin rumah dia !! sekarang.
Uud polos : tapi. ..
Uud polos : tapi. ..
Uud polos : tapi dimana???
Raafi Gentle : kita minta bantuan, siJohn.
Langsung banting stir kayak van diesel.
Dari omongan-omongan siJohn yang
terdahulu, siJohn pernah bilang kalau dia pernah kerumah siPhia, otomatis
siJohn wajib ikut dalam masalah ini.
***
Perjalanan kerumah sijohn, didekat rumah John, secara mengejutkan ternyata Phia dari arah yang
berlawanan dia naik motor beat warna hitam, kita berpapasan. (Adegan slow motion,
dan aku ingin mereplaynya). Kemudian dia menyapaku,
dengan klakson dan senyuman.
Aku tak berkutik, jantungku berdebar kencang, aku hanya
bisa melihat ngangak, terlalu lama aku menyapa balik, akhirnya aku menyapa orang
yang salah, aku menyapa motor yang dibelakang Phia, yang artinya orang lain.
Sampai dirumah siJohn, Aku sms siJohn nyuruh dia buat keluar rumah, aku sms gini.
“Mendungnya sore ini, seperti hatiku yang lagi mendung.”
Ini adalah kata sandiku sama siJohn, siJohn bakalan tau kalau aku lagi ada didepan rumahnya. SiJohn muncul sambil mengunyah makanan, sepertinya dia lagi makan siang, aku datang diwaktu yang tepat.
“Ngapain menn?”dia nanya songong
“Bawa aku kerumah Phia sekarang juga !!”
“Hahahaha. …serius?”
“Ya iyalah.”
“Okeey, aku bakalan anter, tapi dengan syarat… .”
“Iya apa?”
“Kamu nembak dia.”
“Ha?? Nggak. ..nggak, belum waktunya men.”
“Lha terus ngapain mau kerumahnya?”
“emmm. .. minjem catatan.”
“Cuman gitu?”
“Iya gimana lagi?” aku nanya
“Okee berangkat !!”
Temanku satu ini emang aneh,
ngebingungin banget, dari sarannya yang ngawur, jawabannya yang kurang
meyakinkan, tapi aku percaya sama dia kalau saran-sarannya tadi bakalan ngebuat
reputasiku hancur.
***
Kita cabut menuju rumah siPhia,
ternyata jaraknya nggak begitu jauh dari rumah siJohn. Berharap, selama
pencarian rumah Phia, Phia masih pergi, aku nggak mau rencana ini diketahui
oleh Phia, karena ini adalah sebuah misi rahasia. Kita bukan mau maling rumahnya, tapi, cuman satu alasan yang ingin aku maling darinya waktu itu, hatinya. #tsahh
Kita mulai mencari rumah
Phia, siJohn mulai mengendus-ngendus, sampai suatu ketika John menatapku dengan
tajam, dalam keheningan dia bilang “Aku lupa ud.”
“Lhahh.
..masak lupa?”
“Iya,
aku lumayan ragu juga rumahnya yang mana, kan udah lama.”
“Yahhh.
..terus gimana?”
“Gini
aja, kita kerumah Pungkas sekarang, kita introgasi dia, kita paksa dia buat
ngasih tau dimana persembunyian siPhia, dengan cara halus.”
“Okeey,
sekarang dimana rumah Pungkas?”
“Disana
!!” siJohn teriak sambil menunjuk.
Nggak tau rencana apa yang bakalan
siJohn lakuin, tapi ini cuman cara satu-satunya, aku harus nurutin kata dia. Pungkas
ini adalah temen satu sekolahku hobinya main ping pong, dan kebetulan rumahnya
deket sama Phia, cuman beda RT, tapi satu pos kampling, jadi waktu ronda jadwal
ngambil jimpitannya bergilir , cuman
nggak mungkin juga mereka ronda, secara, merekakan cewek gitu.
Kita sampai dirumah Pungkas dengan
elegant, SiJohn tanpa diperintah langsung mengetok pintu, kali ini aku
mempercayai sepenuhnya kepada siJohn.
“Melly .. .” Panggilan Pungkas adalah Melly, emang
nggak nyambung.
“Lhoh
John, Raafi, ngapain kalian kesini?”
“Ini
Mel, aku mau minjem DVD-ROM boleh nggak?”
“Ohh.
..bentar-bentar aku ambilin.”
Aku
cuman diem, takut salah ngejawab, dan ngebuat rencana ini bakal menjadi gagal.
“Nih,
tapi ntar balikin ya !”
“Iya-iya,
ehh. ..rumahnya Phia dimana ya?”
“Gapura
pertama tadi masuk aja, tembok cat warna hijau kalau nggak salah, mau ngapain?”
“Mau
pinjem DVD-ROM mel, boleh nggak?”
Pada akhirnya siJohn seperti sebuah
kaset yang diputer replay setelah denger kata “Mau ngapain?”.
***
Diperjalanan menuju rumah Phia kita
berdua diem, siJohn sepertinya masih belum bisa ngelupain kejadian yang barusan
terjadi.
“Rumahnya
yang mana sih?” aku memecahkan lamunannya.
“Bentar.
..bentar.”
“Kayaknya
sih ini.”
“Serius?”
“yakin !” tatapnya meyakinkan.
“Yaudah,
buruan cabut, ntar Phia dateng duluan gimana?” tambah John.
“Okeey.
..”
Diperjalanan
balik kerumah siJohn aku ngerasa siJohn mulai ngedukung banget buat
keseriusanku ini, kita buru-buru cabut, takut ntar dijalan berpapasan, terus
Phia mulai mencurigai kita, dan mulai ngejauhin kita yang berdampak pada kisah
cintaku dengan siPhia nggak terjadi, jelas aku akan sedih.
“Thanks
bangett men, kalau nggak ada kamu cintaku nggak bakal kesampaian.”
“Lhah.
..emang tadi udah nyampaiin?”
“Belum sih, ini adalah awal dari semuanya.” Aku mengucapkan dengan serius dan
meninggalkan John diperempatan gang rumahnya sendirian, semakin jauh aku
meninggalkan siJohn … .semakin jauh. … dan aku belok kiri, aku menghilang.
Kemudian, mendung sore itu menjadi mendung
yang paling indah.
***
Dirumah pikiranku terbang ngebayangin
ntar malem nasibku bakalan kayak gimana. Aku mulai nyusun skenario apa aja yang
harus aku katakan, dan siBodong katakan.
Jadi di Apel pertamaku ini aku ngajak siBodong sebagai patner penstabil
nafas, penyemangat teman dan sebagai temen ngobrol dijalan.
Prolog
mengolok-olok :
Bodong adalah semacam anak ingusan yang cupu tapi bisa bergaul dengan anak-anak
yang pamornya lebih tinggi, dia mulai dikenal waktu ujian praktek olahraga
lompat harimau kepalanya nyunsep dimatras, caranya itu berhasil membuat
trending topic sekolah.
Aku sms Bodong “Malem-malem ntar
malem kerumah Phia Yuk!”
“Serius??”
“Yapp,
serius :)”
“Okeey,
jam?”
“Jam
9, habis aku les.”
“Sip.”
Bingung mesti gimana lagi ngebales
sms Bodong, sejujurnya aku udah mulai putus asa ngejawab semua sms dari Bodong,
jadi aku putuskan buat nggak ngebales smsnya.Kejam.
Dan sampailah dimalam yang cukup sakral.. .
Sehabis les, aku langsung nyamperin rumah Bodong.
"Cepetan dong !!"
"Ayokk !! berangkat!!" teriak Bodong
Kita berangkat
Tiap berhenti
di lampu merah aku gunain kesempatan buat menstabilkan nafas, rasanya pengen banget
lampu merah ditambah 5 menit lagi. Diperjalanan aku juga nggak berhenti nanyain keBodong
soal penampilanku.
“Dong.
..aku keren nggak?”
“Keren
abiss!!” jawabnya mantap.
“Baju
sama celanaku kira-kira udah cocok belum?”
“Cucok
banget.”
Tapi
aku ragu dengan semua penilaian Bodong, karena aku tau kalau selera fashion
Bodong yang terlalu cetek.
***
Memasuki gapura gang rumah Phia auraku mulai
drop, aku standartin siMoly, aku ragu, "bener ini nggak ya?". Dan kebetulan ada dua anak yang
masih main didepan rumah. Aku coba tanyain.
“Dek.
.ini betul rumahnya Phia? Iya, yang cantik itu?”
Agak ketakutan, dia cuman nganggukin kepala.
Takut kemaleman, aku beraniin diri
buat ngetok regolnya, dan dari situlah awal dari Bodong menghilang. “Lhah..
.siKampret kemana” aku panik. Ternyata dia neduh dibawah pohon.
"tok.
.tok. Assalamu'alaikum", pintu kebuka.
Kakaknya yang keluar.
"Phia ada mas?" Aku nanya
"Oh,
tunggu bentar ya !!"
excited banget, aku senyum nganggukin kepala.
excited banget, aku senyum nganggukin kepala.
Kemudian, aku melihat seseorang wanita dibalik pintu, gak begitu jelas wajahnya, wanita itu mengeluarkan suara yang tak asing bagiku.
"ada
apa ud?"
Jlebbb !! makin deg-degan, aku jawab.
"emm. .mau pinjem catatan kimia ajalah." (ajalah??)
"oo.
.bentar aku ambilin."
Phia masuk ngambilkan catatan kimia, aku noleh kearah bodong yang sedang
bermain hp Monokromnya. Dengan ekspresi bahagiaku yang menandakan rencana
berhasil dengan lancar.
Pintu dibuka, keluarlah sosok wanita idaman yang berjilbab dan
menghampiriku.
"ud,
catatannya dibawa Uka tadi kayaknya."
Tambah bingung mau ngapain, yaudah, iseng-iseng minjem catatan ips, yang
padahal ips nggak ada pelajarannya.
"Yaudah,
pinjem catatan ips ajalah Phi !!"
"IPS?
bentar aku cariin." Agak bingung, dia masuk lagi buat ngambil buku
Dia keluar lagi sambil tertawa lucu.
"Haha.
.ud, kan ips nggak ada pelajarannya"
"IYA TAU, AKU KESINI CUMAN MAU KETEMU KAMU, YOU KNOW !!" aku membatin.
Mampus, kudu jawab apa lagi nih, yaudah jujur aja.
"IYA TAU, AKU KESINI CUMAN MAU KETEMU KAMU, YOU KNOW !!" aku membatin.
Mampus, kudu jawab apa lagi nih, yaudah jujur aja.
"anu, sebenernya aku kesini gak niat pinjam catatan, apalagi uang, aku cuman mau main"
"owalahh
. .udah malem gini gerimis juga."
Mati kutu, Alhamdulillah hpku bunyi, ternyata guru lesku yg menelfon.
Mati kutu, Alhamdulillah hpku bunyi, ternyata guru lesku yg menelfon.
"Haloo.
.jat"
"Iya
pak ?"
"Jat,
kamu dimana?" Guru lesku biasa memanggilku derajat
"Ohh iya maaf
pak, ini saya baru dirumah temen pinjam buku catatan."
"Yaudah, tadi bapakmu telfon aku."
"Iya
pak, ini bentar lagi pulang !"
"Jangan kemaleman ya, hati-hati !!"
"Okeey sipp pak."
Telfon dimatiin, nggak mau bo'ong, jadinya aku putuskan untuk meminjem catatan matematika aja + foto 3x4 diselipin kalau bisa.
"Jangan kemaleman ya, hati-hati !!"
"Okeey sipp pak."
Telfon dimatiin, nggak mau bo'ong, jadinya aku putuskan untuk meminjem catatan matematika aja + foto 3x4 diselipin kalau bisa.
"yaudah, aku pinjem catatan matematikanya aja" biar ntar pas pulang ada
buktinya.
"hmm.. .iya, aku ambilin bentar"
Phia kembali bawa buku matematika, Alhamdulillah bukunya nggak dilempar tepat dimukaku, karena nyuruh dia bolak balik.
"Ini ud !" Phia ngasihin buku
Phia kembali bawa buku matematika, Alhamdulillah bukunya nggak dilempar tepat dimukaku, karena nyuruh dia bolak balik.
"Ini ud !" Phia ngasihin buku
"makasih yaa.." aku masukin bukunya kedalam tas dengan gemetar yang luar biasa
Phia
membuka percakapan.
"Tadi
siapa yang telfon ud?"
"Emm.
.guru lesku, tadi guru lesku ditelfon bapakku, kenapa aku belum
pulang."
"Ohh.
. kamu les? les apa?"
"Les
b.inggris" jawabku dengan sok bisa b.inggris (everything for you, love you ~> kata-kata inggris yang nggak sempet aku ucapin)
"yaudah,
cepetan pulang sana, udah malem nih"
sebelum
pulang aku sempet ngasih pesan kepadanya .
"makasih
ya, cepetan bobok ya! udah malem" Labil abisss
(yaammpunn, dia tersenyummm)
"Ehh. ..kamu sama siapa ud?"
"Ehh. ..kamu sama siapa ud?"
"Itu, Bodong ada diluar."
Penasaran, Phia langsung keluar dan liat bagaimana keadaan siBodong.
Sedikit kaget dengan penampilan bodong yang sembunyi dibawah pohon dia pun teriak "wooo lhaa Bodongi"
Sontak Bodong juga
terkaget, dan sedikit malu dengan menampakkan senyuman dan alis dilengkungkan.
Pelajaran apa aja pasti gampang masuk kalau dia yang nyatetin
Aku sama bodong siap-siap pulang, tapi secangkir teh pun
belum juga kunjung datang, rasa rindu yang lumayan terobati mengganjal rasa lapar
perutku. Phia yang mungkin sudah mulai ngantuk dan mau masuk kerumah masih harus menunggu aku dan bodong yang tak kunjung pergi. Berharap mendapat senyum manisnya, aku
harus menyusun kata-kata agar mimpinya indah malam itu.
Kata-kataku
yang tak romantis pun keluar untuk sekedar basa-basi, aku bilang kedia.
"Emmm. ..jadi
matematikannya aku kembaliin kapan?" Pertanyaan retoris, cuman buat memperpanjang pertemuan.
"teserah
kamu ud, sebisamu aja." Jawaban yang to the point, buat cepet-cepet mengakhiri sebuah pertemuan. pedih
"oke,
makasih"
Masih nggak putus asa, ku harus nyusun kata-kata lagi agar pertemuan kita
semakin lama, aku tanya
lagi."
"Ohh iya, udah ngumpulin foto 3x4 ke bu Ira?"
"Udah ud, emang kenapa?"
"Masih
ada berapa?"
dia
cuman senyum lucu
aku
dan bodong pamit pulang.
***
Rasanya malam itu kayak udah nggak jomblo lagi, seenggaknya kayak udah dikasih lampu orange dan bentar lagi hijau.
Tapi,
sesampai dirumah, aku juga harus mikir ntar resiko apa yang harus aku jalanin,
"gimana dengan hari esok?" Siap-siap aja dehhh.
Besoknya, disekolah aku seberusaha mungkin bersikap seolah
tadi malem nggak terjadi apa-apa. Tapi, sikap coolku berubah menjadi salting, wajahku mulai memerah, saat aku duduk sendiri ngebaca ulang pelajaran b.inggris yang padahal nggak baca apa-apa, aku dikejutkan dengan tawa-tawa wanita dibagian
belakang dengan nada neneknya nenek sihir.
"HAHA.
. catatan IPS? WHAHA. ."
But,
kejadian itu nggak mematahkan semangatku, aku akan
mulai serius menanggapi masalah ini sebelum unjian, yang mungkin kelulusan akan memisahkan kita sementara waktu.
Sebagian dari pejuang cinta, akan membuktikan, memperjuangkan cintanya, di akhir, sebelum itu berakhir. ~Raafi'ud Darajat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar