Boneka kuda coklat, mungkin itu adalah pemberian pertamaku
kepada seorang wanita yg mendapat perhatian lebih dariku (Nggakboleh cemburu !!). Ini adalah rencana
keduaku buat ngedeketin wanita berjilbab itu. Dimana waktu itu lagi ngetren-ngetrennya dengan boneka shaund
the sheep , dan ide buat ngasih boneka pun muncul.
Disekolah, aku langsung nyusun rencana ini bareng temanku, lagi-lagi sama siBodong (Andika).
'dong, ntar pulang sekolah aku ajak beli boneka yuuk!' Ajakku
Disekolah, aku langsung nyusun rencana ini bareng temanku, lagi-lagi sama siBodong (Andika).
'dong, ntar pulang sekolah aku ajak beli boneka yuuk!' Ajakku
'haha. ..bereslah, ntar aku temenin'
'emang kamu tau tempatnya apa?' Aku nanya
'Lhah. .kan banyak dipinggir jalan'
'iya maksutku yang murah gitu.hehe.. .'
'katanya sih dibelakang SS (Solo Squere) ada pabriknya ud'
'Lhah. .kan banyak dipinggir jalan'
'iya maksutku yang murah gitu.hehe.. .'
'katanya sih dibelakang SS (Solo Squere) ada pabriknya ud'
'Siipp. .ntar pulang sekolah kita langsung cabut kesana !!' saking semangatnya aku menggebrak meja sebodong-bodongnya.
'ehh . .dong, pulangnya masih lama ya?'
'inikan baru masukk ud !!' (Bodong ninggalin gue dengan wajah eksotis ilfeel)
'ehh . .dong, pulangnya masih lama ya?'
'inikan baru masukk ud !!' (Bodong ninggalin gue dengan wajah eksotis ilfeel)
Sebagai murid yang terdidik, nggak lupa, aku juga meminta restu sama guru matematika yang ngajarin aku ilmu Gambling, beliau bernama pak Arif, salah satu guru yang mungkin bisa dibilang "classic teacher", guru idaman yang bisa diajak curhat saat stressnya cinta mengalahkan stressnya matematika. Dengan harapan semoga misi kali ini berhasil.
Waktu itu saat kami sedang antri wudhu dimasjid, aku bilang kebeliau.
'Sebenarnya buat ngerti matematika itu simple pak.'
'Ya.. .tapi?'
'Ternyata Matematika nggak serumit hati wanita'
'Haha. ..Terus intinya?'
'Iya itu pak, yang ngeganjal pelajarannya selama ini sulit dicerna karena ada seorang wanita yang membuat otak saya jadi logaritma, sulit dipahami dehh'
'Kayaknya kalau minjem catetannya dia lebih gampang masuk deh' Tambahku
Waktu itu saat kami sedang antri wudhu dimasjid, aku bilang kebeliau.
'Sebenarnya buat ngerti matematika itu simple pak.'
'Ya.. .tapi?'
'Ternyata Matematika nggak serumit hati wanita'
'Haha. ..Terus intinya?'
'Iya itu pak, yang ngeganjal pelajarannya selama ini sulit dicerna karena ada seorang wanita yang membuat otak saya jadi logaritma, sulit dipahami dehh'
'Kayaknya kalau minjem catetannya dia lebih gampang masuk deh' Tambahku
lalu
dengan ketawa trennya sendiri. (kalau nggak ckckck ya xixixixi, iya kayak anak BB gitu)
'Haha. .iya datengin rumahnya dong !!' Sarannya
Ngedenger Guruku bilang gitu, dari pikiran positiveku bilang kalau 'berarti aku emang cocok sama dia'
Ngedenger Guruku bilang gitu, dari pikiran positiveku bilang kalau 'berarti aku emang cocok sama dia'
'Ntar
malem insya'Allah, saya mau kesana pak' (jawaban semangat bagaikan sudah direstui kedua
orang tuanya)
'mau ngapain ud?'
'Lhah tadi katanya??'
'Haha.. . iya, yang penting serius sekolah dulu, kamu ini' akhirnya sosok Gurunya muncul. #ngasih tau yang bener.
'Haha.. . iya, yang penting serius sekolah dulu, kamu ini' akhirnya sosok Gurunya muncul. #ngasih tau yang bener.
Bel pulang sekolah yang ditunggu para
pejuang cinta berdering, aku masih menunggu Bodong yg nggak ada bosen-bosennya mandangin
hardisk trouble diLab. Sambil nungguin bodong yang kurang kerjaan, aku melihat sosok siJohn (Yahya) dan temanku siBanong (Anggri) sedang berkelahi
bercanda nggak tau apa yang sedang direbutkan, seret-seretan, sampai-sampai sesekali siJohn menatap tembok, dibales nglempar tas siBanong kelantai bawah, sedih sekali melihat mereka berdua.
Bodong yang udah bosen mantengin hardisk diLab akhirnya keluar dengan matanya berkunang-kunang. Dikeheningan sekolah Bodong mendekatiku dengan terpontang panting, dan dia bilang ke aku.
'ud. ...' ucapnya lelah
'iya? gimana dong? udah beres?' tanyaku
Dia hampir pingsan
Aku langsung cabut nganter bodong balik, sepertinya dia sadar akan penampilannya, dia balik kerumah buat dandan. Cool
Bodong yang udah bosen mantengin hardisk diLab akhirnya keluar dengan matanya berkunang-kunang. Dikeheningan sekolah Bodong mendekatiku dengan terpontang panting, dan dia bilang ke aku.
'ud. ...' ucapnya lelah
'iya? gimana dong? udah beres?' tanyaku
Aku langsung cabut nganter bodong balik, sepertinya dia sadar akan penampilannya, dia balik kerumah buat dandan. Cool
Alhamdulillah, dengan balik kerumah aroma siBodong
lebih enak dihirup dan penampilannya lumayan enak dipandang, sejujurnya siBodong bukan termasuk anak muda yang gaul tapi dia punya aura mudah buat bergaul, untuk ukuran teman dia enak diajak ngobrol, dan satu yang aku demen dari dia adalah 'aku lebih keren'. Udah males
ngebahas siBodong, kita langsung cabut kebelakang solo square, jalur kampung menjadi pilihan anak sekolah untuk menghindari
berkurangnya isi dompet. Didepan solo square kami bertanya dengan sosok
laki-laki sekitar berumur 38th 4bulan mungkin juga bisa dibilang om-om.
'misi
pak'
'iya,
ada apa dek?'
'pabrik
boneka dimana ya?'
'ohhh
..ini lurus aja, sampai ada gang rumah makan masuk' Jelasnya
'iya,
makasih ya pak'
'ooh
ya, sama-sama'
Hari semakin sore, seragam sekolah yang belum ganti
menandakan sebuah perjuangan cinta yang sesungguhnya. Nggak mau buang-buang waktu lagi, kita
langsung cabut keTKP. Sampai ditoko boneka, bayangan adik perempuanku (Nabila) membayangiku dengan horor "jahat. ..jahat !! urusan cewek langsung dibeliin boneka, giliran adikmu
malah belum pernah dibeliin. Jahat", dengan gelisah melihat isi dompet dulu ditempat
parkir, kuputuskan juga untuk membelikan boneka shaund the sheep buat adikku.
Kita masuk dengan rada canggung.
Boneka buat siNabila udah beres, sekarang giliran nyari buat pujaan hati. Bingung juga sih mau nyari boneka yang cocok sama dia itu apa, maunya sih aku beliin shaund the sheep, tapi karena bentuknya begitu besar dan mungkin sulit untuk mbungkus kadonya jadi aku pilihin yang lain aja. Karena sudah cari kesana kemari dan gak ada yang cocok jadi aku pindah toko pinggir jalan, kulihat ada toko dipinggir jalan yang bonekanya lucu-lucu kayak Bodong. haha . . kita mampir aja kesana.
Kita masuk dengan rada canggung.
Boneka buat siNabila udah beres, sekarang giliran nyari buat pujaan hati. Bingung juga sih mau nyari boneka yang cocok sama dia itu apa, maunya sih aku beliin shaund the sheep, tapi karena bentuknya begitu besar dan mungkin sulit untuk mbungkus kadonya jadi aku pilihin yang lain aja. Karena sudah cari kesana kemari dan gak ada yang cocok jadi aku pindah toko pinggir jalan, kulihat ada toko dipinggir jalan yang bonekanya lucu-lucu kayak Bodong. haha . . kita mampir aja kesana.
"mbak,
ada boneka ukuran kecil nggak?"
"adanya
cuman ini dek (menawarkan boneka kuda coklat yang lucu)"
aku minta waktu 30 menit untuk minta persetujuan siBodong
"gimana
dong?"
"teserah
kamu aja, kan kamu yang beli"
(baru 1,5 menit nih, sialan, bodong nggak bisa diajak diskusi)
(baru 1,5 menit nih, sialan, bodong nggak bisa diajak diskusi)
"yaudah
mbak itu aja nggakpapa"
saat seorang pria memasang wajah melas didepan kasir.
"mbak,
bisa kurang nggak?plissss"(mukaku memelas)
"hehe.
.nggak bisa dek,udah harga toko"
"iya
udahlah, tunaikan ?"
"senyum maniss"
"senyum maniss"
Misi
beli boneka udah selesai, kini aku dan bodong istirahat pulang untuk misi
selanjutnya.
Besok malamnya, tepat tanggal 3 November 2011,
dimana malam itu aku mau ngasihin boneka. Hari itu hari selasa,
dan Alhamdulillah malam itu aku les dan ada kesempatan untuk keluar.
Diperjalanan ketempat les, aku mampir dulu diwarung bebek goreng untuk membeli
sebungkus lalapan.
'mau pesen apa mas?'
'emm.
.kalau beli lalapannya aja boleh nggak mbak?'
mbaknya
sempat bingung dan tanya ke seorang sebelahnya boleh atau nggak.
'boleh
aja mas'
'oo
ya, beli kertas minyaknya sekalian ya mbak'
'ini
mas !!'
'bisa
minta bantuan lagi nggak mbak? tolong bungkusin boneka ini ke kertas minyaknya !!'
'kok
bungkusnya pakai kertas minyak? temannya ulang taun ya?'
dengan
harus menerima resiko "MALU" aku hanya bisa mengiyakan pertanyaannya.
'ini udah mas'(memberikan padaku dengan sedikit ketawa)
'iya
makasih mbak', sebelum reputasiku hancur dilihat banyak orang aku langsung cabut pergi.
Sabarr. .bentar lagi lesnya selesai (liat jam dinding pukul 09.00, jam hp juga 21.00, siall. .sama semua), dan akhirnya les usai, aku langsung cabut kerumah
bodong untuk menyelesaikan misi keduaku.
"ayo buruan dong !", "iya, aku siap. .aku siap". Setiap jalanan yang ku lewati menambah deg-deg'an yang luar biasa, rasanya ingin lampu merah ditambah 1menit lagi buat nenangin pikiran, nggak kebayang ekspresinya gimana, kalau seorang Raafi'ud darajat salah satu murid pendiam dikelas memberikan boneka kepadanya. Sesampai dirumah sivifi, seperti biasa bodong langsung sembunyi gelagapan, tapi kali ini aku butuh banget bantuan dari temanku yang bisa memberi semangat keberanian untukku. Bodong langsung aku tarik, "sembunyi melulu, temenin gue !" Nafas udah diatur dengan stabil, penampilan juga sudah oke, lalu tanganku mulai mengetok pintu regolnya.
"ayo buruan dong !", "iya, aku siap. .aku siap". Setiap jalanan yang ku lewati menambah deg-deg'an yang luar biasa, rasanya ingin lampu merah ditambah 1menit lagi buat nenangin pikiran, nggak kebayang ekspresinya gimana, kalau seorang Raafi'ud darajat salah satu murid pendiam dikelas memberikan boneka kepadanya. Sesampai dirumah sivifi, seperti biasa bodong langsung sembunyi gelagapan, tapi kali ini aku butuh banget bantuan dari temanku yang bisa memberi semangat keberanian untukku. Bodong langsung aku tarik, "sembunyi melulu, temenin gue !" Nafas udah diatur dengan stabil, penampilan juga sudah oke, lalu tanganku mulai mengetok pintu regolnya.
"tok.
.tok. .Assalamu'alaikum"
kali
ini sivifi dari balik jendela langsung muncul.Baaaaaaaaaaa
"ada
apa ud?"
karena
aku bingung jadi dengan reflek aku menjawab terpatah-patah
"emm. . .mmm. . .mau pinjemmm matematikanya lagi"
"emm. . .mmm. . .mau pinjemmm matematikanya lagi"
"oh
ya, bentar"
Kira-kira
1 menit 27 detik dia keluar membawa buku matematika.
"nih
ud, cepet pulang sana!"
hah?pulang?
hah?pulang?
"bentar
vi, aku mau tanya ini caranya gimana"
"luhh
. .kamu emang gak bisa tanya sama arridho, yahya, faishol, irfan (sapa lagi ya? takut ada kecemburuan sosial)"
"emm.
. soalnya kalau yang ngajarin kamu ntar bisa langsung masuk hati" (mungkin ini
adalah gombalanku pertamakali untuknya)
Dia bingung dan langsung memberikan soalnya kepadaku.
"nggaktau
ud, aku bingung, cepet pulang kalau enggak tak bilangin bapakku hlo!"
mendengar
kata-kata itu menjadi terbayang sosok body guart besar yang siap-siap menginjek-injek
siapa yang berani berada didaerah itu.
siVifi
udah mau masuk ke rumah, aku langsung mengeluarkan kresek hitam yang berisi
sate dan boneka kuda beserta lalapanya yg dibunkus seperti bebek goreng.
"iya.
.iya aku pulang, tapi ambil dulu ini" (kresek hitam menghiasi regolnya)
saat
Aku dan Bodong mau cabut pulang, siVifi mengambil kreseknya dengan memberi
sedikit senyuman. "Entah senyuman selamat datang atau mungkin juga selamat
tinggal"
Diperjalanan pulang aku ngerasa jadi Dropp banget, dan gue nyalah-nyalahin siBodong. "Gara-gara elu sih, kenapa tadi cuman diem?" "lhah kok aku jadi yang disalahin?". Semua semangatku ilang dimalam itu, semua rencanaku gak seperti yangku
bayangkan, aku merasa gagal, ntah apa yang besok terjadi disekolahan, yang jelas malam itu malam yang campur aduk.
Besoknya, aku yang biasa langsung masuk, duduk dalem kelas milih buat nongkrong dulu diluar sampai bel masuk berbunyi. Bel masuk pun berbunyi, dengan langkah percaya diri (seorang Gentlemen) yang seolah tadi malem nggak terjadi apa-apa aku menuju kebangku kelas, tapi, setelah masuk ke kelas langkahku berubah menjadi liak liuk orang salting . Suara tawa ledekan teman "ud, bebek gorengnya aku minta !"cie. .ciee yang nggak ku pedulikan dan aku langsung menuju ketempat dudukku. Pelajaran pertama adalah matematika, menambah nervousku semakin bertambah 8,55% dalam setiap perkataan yang dilontarkannya, dimana Pak Arif bertanya "gimana ud belajar matematikanya tadi malem?"(dengan ketawa khasnya) yang menambah suasana menjadi-jadi. Dan karena Tragedi itu, aku sering kali ditagih bebek goreng oleh teman-temanku.
Besoknya, aku yang biasa langsung masuk, duduk dalem kelas milih buat nongkrong dulu diluar sampai bel masuk berbunyi. Bel masuk pun berbunyi, dengan langkah percaya diri (seorang Gentlemen) yang seolah tadi malem nggak terjadi apa-apa aku menuju kebangku kelas, tapi, setelah masuk ke kelas langkahku berubah menjadi liak liuk orang salting . Suara tawa ledekan teman "ud, bebek gorengnya aku minta !"cie. .ciee yang nggak ku pedulikan dan aku langsung menuju ketempat dudukku. Pelajaran pertama adalah matematika, menambah nervousku semakin bertambah 8,55% dalam setiap perkataan yang dilontarkannya, dimana Pak Arif bertanya "gimana ud belajar matematikanya tadi malem?"(dengan ketawa khasnya) yang menambah suasana menjadi-jadi. Dan karena Tragedi itu, aku sering kali ditagih bebek goreng oleh teman-temanku.
cia.. cia.. hahaha
BalasHapuslanjutkan
sekian lama entry ini usang, kosong dengan komentar, dan akhirnya. ...yeahh . Kau pengomentar perdana dientry ini.xixi
BalasHapusberbakat jadi penulis ni...bagus ceritanya..hehehhe
BalasHapusAamiin. .. :)
BalasHapusAkhirnya, nggak cuman temen sendiri aja yang mau mampir ngomen.hehe, makasih yes!! :)